Penulis: Achmad Adhito
Menjalankan transformasi digital, Sucofindo telah meraih sejumlah dampak nyata. Adapun dampak tersebut bisa dikategorikan ke dalam dua jenis.
“Yaitu, dampak finansial serta dampak non-finansial,” kata Direktur Utama Sucofindo, Mas Wigrantoro Roes Setiyadi, dalam presentasi virtual untuk Dewan Juri Top Digital Awards 2021, yang digelar Majalah IT Works bersama sejumlah lembaga (17/11).
Mas Wigrantoro mencontohkan dampak finansial yang telah didapatkan tersebut. Yakni adanya penurunan sejumlah biaya. Rata-rata penurunan tersebut sebesar 11,1%.
Contoh rinci untuk hal itu adalah turunnya biaya perjalanan dinas, biaya penyelenggaraan rapat, biaya pengadaan ATK (alat tulis kantor), dan lain-lain.
Adapun contoh dampak nonfinansial ada beberapa. Yaitu naiknya indeks kepuasan pelanggan, naiknya skor kematangan TIK, naiknya kepuasan pengguna layanan TIK, dan lain-lain.
Mas Wigrantoro pun, pada presentasi tersebut, memaparkan bahwa Sucofindo telah punya dan sedang menjalankan master plan (rencana induk) transformasi digital. Pada saat ini, yang berjalan adalah master plan fase 2019-2024.
Fase 2019 adalah tahap initial digital transformation. Untuk 2020-2021, adalah tahap transformasi digital.
Sedangkan fase 2022-2024, menjadi fase penguatan Sucofindo sebagai perusahaan digital.
Papar Mas Wigrantoro lebih lanjut, master plan tersebut mengandung tiga aspek. Itu adalah tata kelola, strategi, serta implementasi. “Selain itu, tentu ada pengubahan budaya dan tata nilai. Hal ini pun kami siapkan dan kami perhitungkan,” ia menjelaskan.
Hal lain yang juga penting dalam transformasi digital tersebut, adalah interaksi dengan konsumen dan pemangku kepentingan lainnya, secara digital.
Direncanakan bahwa pada tahun 2024, TI telah menjadi darah kehidupan bagi Sucofindo.
“Karena TI sangat vital di waktu tersebut, maka Sucofindo pun bisa mendapat hambatan ketika ada permasalahan TI. Nah, hal ini sangat kami antisipasi dan cermati sedari kini,” kata Mas Wigrantoro yang juga dikenal luas sebagai pengamat telematika tersebut.
Pada kesempatan presentasi yang sama, Direktur Keuangan Sucofindo Budi Hartanto, menjelaskan sejumlah hal tentang biaya TI di perusahaan BUMN tersebut. Antara lain, dijelaskannya bahwa pada tahun 2021, anggaran TI sebesar 15,67% dari total laba.
Sedangkan pada tahun 2020, angka itu lebih rendah yakni di 9,10%.
Budi pun mengatakan bahwa inovasi teknologi di Sucofindo berlangsung dalam dua hal. Pertama, di customer experience saat masa Covid-19. Sedangkan yang kedua, adalah di proses internal saat masa pandemi tersebut.