Reporter: Abdullah Suntani
Editor: Teguh IS
Era digital saat ini menjadi pemantik banyak lembaga untuk terus berinovasi memberikan layanan terbaik bagi masyarakat, tak terkecuali Pemerintah Kota Yogyakarta. Melalui Dinas Komunikasi, Informasi dan Persandian, pemkot ini terus meningkatkan dan mengembangkan layanan publik berbasis internet.
“Kami juga bertanggung jawab membantu mewujudkan visi-misi Walikota Yogyakarta, khususnya dibidang telekomunikasi. Kami terus berupaya bagaimana layanan publik di Kota Yogyakarta semuanya bisa lebih mudah dan sederhana sebagai esensi dari smart city,” papar Ignatius Trihaston selaku Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian Kota Yogyakarta saat mengikuti wawancara penjurian TOP Digital Awards 2021, secara daring, Senin (08/11/2021).
Bicara sederhana, lanjut Tri, bukan berarti semua layanan harus berbasis digital, melainkan semua layanan dengan kompleksitasnya dapat diselesaikan dengan baik. “Dalam membangun semangat smart city, satu hal yang paling elementer target goal-nya bukan semuanya harus digital,” tegasnya
Meski demikian, Tri tak menampik bahwa Teknologi Informatika dan Komunikasi (TIK) dapat membantu menjawab setiap persoalan yang ada di masyarakat, khususnya dalam menghadirkan layanan publik yang serba cepat dan tepat.
“Bisa dikatakan TIK dapat membantu semua urusan, mulai dari melahirkan, menikah, kemudian mengandung, harus periksa di Puskesmas, melahirkan, sakit, hingga kematian, kemudian berbagai layanan kependudukan, layanan terkait aktivitas ekonomi, sekolah dan sebagainya,” jelas Tri.
Maka, pihaknya pun telah menghadirkan Jogja Smart Services (JSS) sebagai layanan publik berbasis digital yang jadi unggulan Kota Yogyakarta
Jogja Smart Services
Jogja Smart Services merupakan aplikasi terpadu untuk mengakses berbagai layanan Pemerintah Kota Yogyakarta. JSS berbasis Single Window, Single ID, Single Sign On. Layanan ini merupakan layanan terintegrasi yang dapat diakses oleh pegawai maupun masyarakat, dan semua layanan tersebut bisa di-tracking.
“Jogja Smart Service, adalah solusi yang kami hadirkan, tidak hanya untuk memberikan layanan pada satu sektor saja. Tapi kami mengkonversi berbagai layanan publik yang Pemkot Yogyakarta sediakan, ke dalam satu layanan besar namanya JSS,” terang Tri.
Kepada dewan juri, ia memaparkan untuk internal Pemkot Yogyakarta, JSS terdiri dari e-Office dan Layanan kepegawaian.
“Fitur e-Office merupakan tata naskah dinas elektronik yang dapat mengurangi penggunaan kertas, pemeliharaan arsip persuratan yang lebih baik. Terintegrasi dengan pemesanan ruang rapat. Scan QR code presensi peserta rapat.”
“Fitur Layanan Kepegawaian dengan data yang terintegrasi ke berbagai aplikasi (presensi, kinerja, PKP, TPP).”
Tri mengatakan sebagai pengembangan, jika sebelumnya JSS hanya dapat digunakan di smartphone berbasis Android, kini sudah dapat digunakan di smartphone berbasis iOS. Juga sudah berbasis Single Window, Single ID, Single Sign On untuk penggunaannya.
Adapun layanan JSS yang bisa dinikmati masyarakat, juga menampikan smart city Kota Yogyakarta.
pertama, Smart Governance yang menyediakan berbagai layanan di tingkat kelurahan dan kecamatan seperti SIM, Surat Warga dan sebagainya.
Kedua, Smart Branding yang menyajikan informasi seperti Jogja Event, Kampung Wisata dan lain sebagainya.
Ketiga, Smart Economy yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai pembayaran seperti e-Retribusi, Nglarisi, Dodolan, Bank Jogja, Info Tagihan PDAM dan lainnya.
Keempat, Smart Living yang menyediakan layanan publik seperti Antrian Puskesmas, Antrian RS Pratama, Info Kamar RSUD, Info Stok Darah dan sejenisnya.
Terakhir, Smart Society yang memuat Konsultasi Belajar Siswa Online, SIM Pemberdayaan Masyarakat, Mobil Jenazah, SIM Jaminan Pendidikan Daerah Smart Environment dan sebagainya.
Baca: Jogja Smart Province, Upaya Pemprov Yogyakarta Sejahterakan Masyarakat Pakai TI
Keamanan TI
Sebagai kota yang masuk Gerakan 100 Smart City, banyak upaya yang telah dijalankan Pemkot Yogyakarta. Antara lain terus meningkatkan infrastruktur IT mulai dari data center hingga keamanan TI.
“Kami pun memberi perhatian pada keamanan TI, terlebih saat ini sedang banyak kasus kejahatan siber,” tutur Tri.
“Terkait keamanan TI, semua website yang dikelola pada program Smart City Kota Yogyakarta telah memiliki sistem https dengan sertifikat digital Digicert, pengujian sistem keamanan dilakukan dengan SOP yang disusun pada tahun 2018,” tambahnya..
“Adapun pengujian keamanan TI dilakukan secara sistem internal dan eksternal ddengan menggunakan 3 alat dan metodologi yakni Acunetix, BurpSuite dan Sqlmap.”
“Acunetix digunakan untuk melakukan scanning kerentanan. Metode BurpSuite digunakan untuk membuktikan kerentanan (melakukan intercept untuk melihat request sistem dan respon yang diberikan oleh server). Sedangkan Sqlmap untuk membuktikan kerentanan kritikal berupa sql injection.
Untuk metodologi yang digunakan adalah Standard OWASP (Open Web Application Security Project) yaitu salah satu metode untuk menguji aplikasi berbasis web yang dikeluarkan oleh sebuah organisasi non profit yang berdedikasi pada keamanan aplikasi berbasis web.
Metode ini bebas digunakan oleh siapa saja yang ingin mengetahui kerentanan dari sebuah aplikasi web. Secara sederhana OWASP memberi checklist hal apa saja yang harus dites di sebuah aplikasi website, kemudian dia juga memberikan penilaian terkait kerentanan yg ditemukan, apakah itu low, medium, atau high.
Baca: Jogja Smart Service, Aplikasi Layanan Publik di Kota Yogyakarta