Ekosistem digital memudahkan mobilitas masyarakat yang sulit melakukan perjalanan ke tempat kerja, sekolah, atau berbelanja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari di tengah pembatasan pandemi.
“Ketika mobilitas terganggu, masyarakat bertahan tergantung dari ekosistem digital,” kata wakil Kepala Lembaga Demografi (LD), Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Paksi C.K. Walandouw dalam konferensi pers daring, Kamis, 04/08/2022.
Sebagai informasi, Lembaga Demografi sejak 2017 telah berkolaborasi dengan Gojek untuk mengadakan penelitian tentang dampak sosial ekonomi.
“Ketika mobilitas terganggu maka bagaimana masyarakat bertahan tergantung dari ekosistem. Pada tahun 2020, ekosistem yang ada dan membantu masyarakat lewat mitra UMKM dan konsumen adalah ekosistem Gojek,” ungkapnya.
Dengan fitur-fitur yang ada dalam platform Gojek, masyarakat bisa lebih leluasa berbelanja, memesan makanan atau berjualan meski aktivitas lebih terpusat di rumah saat pandemi.
Berdasarkan data, kontribusi ekosistem Gojek terhadap perekonomian nasional sebesar Rp249 triliun atau 1,6 persen PDB Indonesia pada tahun 2020.
Perekonomian bisa tetap tumbuh meski ada hambatan mobilitas akibat COVID-19, terbukti berdasarkan riset Lembaga Demografi pada 2020-2021 ditemukan data bahwa pendapatan mitra pengemudi motor naik 24 persen pada 2021 dari awal pandemi 2020. Sementara itu, pendapatan mitra pengemudi mobil naik 18 persen dari awal pandemi.
Dari segi UMKM, Paksi memaparkan 4 dari 5 mitra UMKM percaya fitur GoFood mendorong pertumbuhan usaha. Para pebisnis baru juga bermunculan, di mana 1 dari 3 mitra GoFood yang adalah pengusaha pemula yang langsung berjualan secara daring. Sementara itu, 66 persen mitra UMKM di GoFood rata-rata pendapatannya naik pada 2021 dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca: Riset UI: Ekosistem Gojek Diperkirakan Berkontribusi Rp249 triliun
Baca: Riset LD FEB UI: “Ekosistem Digital Tingkatkan Inklusi Keuangan”