Menjadi salah satu kandidat penerima penghargaan TOP Digital Awards 2022, Qiscus hadir pada sesi penjurian ajang tahunan nan bergengsi ini. Pada sesi penjurian Qiscus mengungkap bagaimana perannya dalam membantu bisnis dan government untuk mentransformasi digital dan memberikan impact secara real.
Sebagai salah satu platform percakapan omnnichannel di Indonesia, Qiscus memiliki visi yang sangat kuat sekali, yaitu To be a World Class Technology Company empowering Global Conversations.
“World Class ini artinya kita memiliki standar yang sangat tinggi, bisa dibilang standar dunia, dari banyak segi, seperti produknya kita harus sangat bagus, kemudian dari service yang sangat mumpuni, kemudian operational juga secara excellent. Kemudian untuk mencapai itu kita memiliki tagline #EnablingConversations in Any Applications itu juga dari misi kita,” ungkap Catur Adi Nugroho, Senior Product Manager Qiscus di hadapan Dewan Juri TOP Digital Awards 2022, Kamis (28/10/2022).
Qiscus, lanjut Catur, tersebar di beberapa kota, antara lain Singapura, Jakarta, dan Yogyakarta dengan jumlah member 125 orang yang terdiri dari komposisi, yaitu sekitar 50%. Kemudian 40% ada di (lini) produk dan R&D, kemudian 10% ada di people dan operation.
Untuk solusi yang ditawarkan sendiri, Qiscus memiliki apa yang disebut sebagai Omnichannel Customer Engagement Platform. ”Saat ini (Omnichannel Customer Engagement Platform) merupakan yang terdepan di Indonesia dan kita selama sepuluh terakhir ini telah memberikan solusi ke 23 industri, terdiri dari enam use case yang sangat unik dan tersebar dari berbagai negara, dari negara Eropa, Amerika, hingga terbanyak di Asia. Mencakup hampir lebih dari 100 juta user dan memiliki pesan yang terkirim, yakni 2 miliar. Tentunya semangat ini juga diikuti oleh berbagai partner yang hebat, termasuk Telkomsel, BliBli, dan sebagainya,” tandas Catur.
Tetap Cuan Saat Pandemi
Pandemi Covid-19 yang mulai merebak tahun 2020 telah mengubah banyak hal, tidak terkecuali bagi Qiscus.
”Di masa pandemi kita melihat terjadi pergeseran customer satisfaction di mana kita ingin dilayani sebagai konsumen sangat cepat. Kita ingin mendapatkan respon yang sangat cepat, kemudian kita mendapatkan barang yang juga sesuai,” ungkap Catur.
Selain itu, hal yang juga dirasakan adalah adanya pergeseran dari cara berinteraksi. Diakui Catur, dulu (sebelum pandemi) dirinya belum tahu Zoom, akhirnya sekarang sudah familiar dengan Zoom. “Jadi, ada pergeseran offline ke online (yang) sangat terasa,” katanya.
Supaya tetap sustain dan kompetitif pada masa itu, Qiscus juga memberikan solusi itu ke berbagai bisnis lainnya. ”Sehingga secara tidak langsung kita tetap bisa berkembang walaupun di tengah-tengah pandemi sekitar tiga kali lipat, dan tetap bisa berkontribusi juga ke yang lain,” lanjut Catur.
Mentrasformasi Bisnis
Tidak luput dari paparannya di hadapan dewan juri, Catur menjelaskan bagaimana Qiscus berkontribusi dalam mentransformasi bisnis maupun government.
Pertama, Qiscus disebut memiliki Centralise Interaction dengan adanya Qiscus Omnichannel Chat, yaitu satu dashboard untuk bisa menampung berbagai kanal channel komunikasi.
“Kemudian yang kedua adalah kita memberikan kemudahan bisnis untuk membuka channel sebanyak-banyaknya dari social media, e-commerce, bahkan dari apps sendiri. Dan total kita sudah ada lebih dari 20 channel yang tersedia. Jadi, bisnis sangat bebas sekali untuk menyesuaikan kebutuhan dari si customer,” kata Catur.
Selanjutnya, Qiscus juga menyediakan solusi untuk meningkatkan satisfaction dengan adanya chatbot yang memberikan bantuan fast respon ke pertanyaan pelanggan yang repetitive. “Dan tidak perlu khawatir bagi bisnis untuk menggunakan ini, karena chatbotnya adalah no code, jadi tidak perlu coding yang banyak,” ungkap catur
Kemudian yang keempat, Qiscus memberikan solusi untuk bisa mengorganisir costumer data, sehingga memberikan inside-inside yang bisa dibuat dengan adanya in built CRM atau Ticketing.
Adapun yang kelima, yakni dengan adanya Broadcast Scheduler, bisnis dapat memberikan keluasaan untuk mengatur segmentasi mana yang akan dikirimkan pesan di waktu yang sesuai.
“Terus tentunya (yang keenam) untuk mengevaluasi operasional kemudian proses, kita ada namanya Built In Analytic. Sehingga nantinya bisa dilakukan perubahan-perubahan yang diperlukan di dalam bisnis. Yang terakhir untuk personalifikasi interaksi antara bisnis dan konsumen itu bisa dilakukan dengan video atau voice call yang ada di solusi Qiscus,” jelas Catur.
Qiscus diketahui sudah berdiri sejak tahun 2013. Sejalan dengan visinya Qiscus terus memperkuat komitmennya untuk menjadi world class tech-company. Salah satu upaya yang dilakukan Qiscus, sebagaimana diungkap Catur adalah secara perlahan Qiscus mencoba untuk memasuki pasar global, yakni dengan cara mendaftarkan produknya ke produk listing terkenal, yaitu yaitu G2 dan Capterra.
“Jadi, listing produk ini dimiliki juga oleh berbagai produk di US atau di Eropa sana, sehingga kita bisa dibilang cukup hampir sama di level global. Kemudian yang terakhir ini kita mendatangi event di Abu Dhabi yang dihadiri oleh top-top business leader salah satunya yang membangun Burj Khalifa,” pungkasnya.