Penulis: Busthomi
Bagi pegiat sektor telekomunkasi dan teknologi informasi (TI), nama PT Telkom Akses sangatlah familiar. Karena sebagai perusahaan digital, kiprahnya sangat positif. Termasuk juga telah berkontribusi besar terhadap praktek digitalisasi di PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, sebagai induknya.
Ya, Telkom Akses merupakan salah satu anak usaha Telkom yang bergerak dalam bisnis penyediaan layanan instalasi jaringan akses, pembangunan infrastruktur jaringan, pengelola Network Terminal Equipment (NTE), serta operasi dan pemeliharaan jaringan akses.
Perusahaan yang sudah berusia 10 tahun ini sangat kuat dalam praktek digitalisasinya. Bahkan, perusahaan pun memiliki layanan produk digital yang telah menunjang kinerja Telkom sebagai pelanggannya. Beberapa aplikasi atau solusi bisnis yang turut menunjang digitalisasi di Telkom adalah Valins dan Lensa.
Hal ini terungkap saat Telkom Akses mengikuti wawancara penjurian TOP Digital Awards 2022, beberapa waktu lalu, secara virtual. Dalam ajang penjurian yang digelar Majalah It Work ini, Telkom Akses menghadirkan langsung top management-nya.
Saat wawancara itu, hadir Direktur Utama Telkom Akses, I Ketut Budi Utama; Direktur Human Capital Management and Strategy, Machsus Kusuma A; VP Corporate and Business Development, Teguh Prihatmono; VP Peformance & Quality Management System, Adi Wahyu Nadiri; VP HC Strategy Management & Industrial Relation, Amar Bilhaq; VP Information Technology, Benedictus Damar Suryo Laksono, dan jajaran dari Telkom Akses lainnya.
Pemaparan diawali oleh Machsus Kusuma. “Saat ini, kami punya lima portofolio. Dan dibagi dalam dua besar yang semua terkait dengan IT. Pertama di segmen konstruksi, dan kedua di segmen Manage Service.”
Adapun kelima portofolionya adalah survey, drawing, dan data inventory; konstruksi dalam hal Infrastructure Delivery; Provisioning & migration berupa layanan pengiriman instalasi baru Indihome, migrasi infrastruktur, dan layanan migrasi; manage service; dan support service merupakan kegiatan yang berfokus pada optimalisasi infrastruktur seperti duct dan pole sharing, serta pengelolaan NTE.
Budaya Digital
Untuk membangun digital culture (budaya digital), Damar menjelaskan, pihak Telkom Akses mempunyai budaya digital yang berdasarkan core value BUMN yakni AKHLAK.
Dalam hal AMANAH, ada tiga hal yakni pertama, Customer Experience, salah satu program aktivasi dalam meningkatan CX dengan memberikan kepuasan pelayanan terhadap pelanggan, dilakukan melalui digital dimana pelanggan bisa memberikan review melalui aplikasi terkait hasil pelayanan.
Kedua, Cyber Security, program ini dapat memberikan awareness dan pengetahuan terkait cyber security di mana tidak bisa lepas dari digitalisasi yang sedang dilakukan. Ketiga, disiplin dasar, pelaksanaan absensi, activity dilakukan melalui sebuah applikasi mobile, sehingga mendigitalisasi rincian pekerjaan yang selama ini dilakukan manual.
Lalu KOMPETEN, ada nilai Belajar Mandiri, karyawan didukung untuk belajar mandiri secara aktif melalui sebuah platform digital yang sudah disediakan (ifata.telkomakses.co.id); dan Sharing Session, mendorong karyawan berbagi berbagai informasi melalui media platform digital, atau meeting online (koloni.telkomakses.co.id).
HARMONIS, ada nilai Employee Experience (Moment That Matters), karyawan mengetahui bagaimana moment that matters dan jarak bukan sebuah halangan untuk bisa membuat hal tersebut dengan menggunakan media-media digital saat ini.
LOYAL dibuktikan melalui, Bakti Telkom Akses, sebuah program mendorong untuk terus berinovasi dengan tujuan bermanfaat untuk lingkungan sekitar, kegiatan bisa dilakukan dengan menggunakan media-media digital dalam pengumpulan donasi dan penyaluran pun bisa dilakukan secara online kepada lembaga2 tertentu.
ADAPTIF, dilakukan melalui Idebox, program inovasi tentunya yang dapat terus bertransformasi dengan ide-ide baru dan dapat menghadapi berbagai tantangan global dan digital; dan Flexible Working Arragement (FWA), pandemic dan digitalisasi membuat bekerja tidak harus berada di kantor, program FWA ini bisa memberikan karyawan untuk dapat bekerja dimanapun dengan goalnya adalah produktivitas.
Dan KOLABORATIF, melalui InfraCare, salah satu inovasi dimana sebuah apilkasi yang bertujuan sebagai media pelaporan untuk temuan infrastruktur jaringan yang tidak sesuai dengan ketentuan, sehingga kondisi dapat diperbaiki dengan lebih cepat, laporan bisa dilakukan oleh seluruh karyawan bukan hanya unit yang berkaitan.
“Selain itu, kami juga melakukan Media Campaign Culture yang dilakukan secara digital dengan media: Telegram Channel, Instagram, dan Youtube,” katanya.
Inovasi
Lebih jauh untuk memperkuat eksosistem digital yang terkait dengan Telkom Akses, kata dia, pihaknya telah mengembangkan inovasi sebagai solusi bisnis perusahaan. “Pada tahun ini kami akan membawa solusi yang berbeda kepada Telkom sebagai pelanggan kami yakni Valins dan Lensa,” katanya.
VALINS merupakan aplikasi untuk validasi pada Optical Distribution Point (ODP) secara efisien, tepat & akurat. Digunakan oleh teknisi valdat, teknisi maintenance, teknisi provisioning, teknisi assurance Telkom Akses.
Fitur unggulan aplikasi ini adalah pertama, Validasi ODP, yakni Validasi ODP full port, perubahan port ODP (omseting), dan kedudukan baru port (PSB). Kedua, pengukuran unspec/spec ODP, yakni otomatis melakukan pengukuran ODP dengan hasil redaman (TX RX).
Ketiga, Connectivity OLT-ODC-ODP, berupa pencatatan konektifitas mulai dari OLT ke ODP hingga ODP. Keempat, inventory fiberleght berupa pencatatan jarak panjang kabel dari OLT ke ODP. Kelima, Inventory port & Dropcore Cable, berupa QR ODP & dropcore, pencatatan label code ODP (QR ODP), dan pencatatan label code dropcore (QR DROPCORE). Keenam, inventory lokasi ODP yakni pencatatan titik koordinaat/lokasi ODP.
“Manfaat untuk perusahaan dari aplikasi ini adalah meningkatkan Customer Experience melalui peningkatan kualitas jaringan akses yang terukur, tercatat & terinventory dengan baik,” ujar Damar.
“Itu value yang ingin kami sampaikan ke Telkom, sehingga ada efisensi capex (belanja modal) dan tentu ada proses percepatan instalasi ke pelanggan Indihome. Jika kita bisa melakukan proses percepatan instalasi pelanggan Indihome tentunya itu membawa manfaat besar buat Telkom. Karena end user atau end customer Telkom adalah masyarakat yang menggunakan Indihome,” jelas dia lagi.
Inovasi kedua dalah Lensa. Sebut Damar, Lensa merupakan tools yang digunakan untuk menerima atau mempick-up dan memonitoring seluruh order yang diberikan ke teknisi Telkom Akses.
“Aplikasi ini untuk me-manage order teknisi saat pasang baru ke pelanggan, jadi konsepnya order dari pelanggan atau lainnya masuk ke dalam Lensa akan di-pick up order oleh teman teknisi sesuai dengan kedekatan lokasi geografi mereka,” katanya.
Dengan beberapa fitur unggulan adalah terkait Absensi Masuk, ada status absensi teknisi di Apps; lalu Navigation, ada fitur yang digunakan untuk men-tracking lokasi teknisi secara realtime; Unspec ONT, berupa pengukuran redaman jaringan fiber spec/unspec; PSB Survey, untuk pengecekan lokasi rumah pelanggan sebelum pasang baru; PSB Instalasi, ada work order instalasi pasang baru di rumah pelanggan; lalu Dismantling, ini request cabut layanan atau berhenti berlangganan; serta Ganti ONT, ONT Abnormal dan ONT Premium (100 mbps) yang sering mengalami kendala.
“Manfaat bagi perusahaan adalah meningkatkan Customer Experience pelanggan Indihome dalam percepatan penangan gangguan,” ujarnya.
Selain dua aplikasi unggulan tadi, juga ada aplikasi Partnership Management System, berupa Aplikasi Internal Telkom Akses untuk memanage kemitraan secara komprehensif. Manfaatnya, dengan proses digitalisasi yang teritegrasi dan terukur mendapatkan nilai lebih pada level efisiensi.
Juga ada IT Tools Integrated. Adalah sebuah system secara keseluruhan yang mencakup ke setiap layer di dalam operasional perusahaan yang melakukan proses pencatatan Transactional (Recording), Reporting dan analytics meliputi berbagai aplikasi di finansial, human capital management, project management, dan sales & service.
“System ini sudah terintegrasi dengan SAP. SAP sendiri merupakan aplikasi yang best of breeds dengan proses yang best practice dan proven di berbagai perusahaan. Makanya aplikasi menguntungkan perusahaan karena meningkatkan kepercayaan terhadap stakeholder terhadap Sistem Informasi pengelolaan perusahaan serta memberikan fleksibilitas pembuatan sistem informasi yang melengkapi core SAP,” ungkap Damar.
Beberapa aplikasi tesebut dirasa sangat membanggakan perusahaan. Salah satunya Valins tersebut. Kata dia, dengan system Valins Data perangkat (ODP) dapat terorganisir dengan baik dan dapat diukur. Valins tercatat mem-validasi 1 juta lebih ODP unik di seluruh Indonesia. Dengan sistem validasi ini maka kualitas provisioning jaringan menjadi lebih baik karena proses pengukuran dilakukan oleh sistem.
“Keunggulan pengukuran dengan sistem ini adalah mampu menghemat waktu, memiliki akurasi tinggi, dan menghemat biaya. Dengan keunggulan ini maka diharapkan dapat meningkatkan customer experience secara keseluruhan,” pungkas dia.