Seperti yang telah dilakukan pada tahun sebelumnya, menjelang acara puncak penghargaan TOP Digital Awards 2022, Majalah It Works menggelar It Works Webinar Series. Kali ini It Works Webinar Series TOP Digital Awards 2022 mengangkat tema “The Strategic Impact of Digital Transformation in Business & Government”.
Digelar dua hari pada 30 November 2022 dan 1 Desember 2022, acara webinar ini turut dihadiri oleh Dr. Ing. Ilham Akbar Habibie, MBA, selaku Ketua Tim Pelaksana Dewan TIK Nasional sebagai salah satu keynote speech. Dan pada kesempatan kali ini Ilham mengungkap terkait pentingnya transformasi digital, baik di sektor bisnis maupun pemerintahan.
”Saya kira tidak bisa kita pungkiri bahwasanya kita sudah sepenuhnya masuk ke era digital. Namun demikian semenjak kita melalui pandemi (Covid-19) itu yang insya Allah sudah usai, dan kita merasakan dampak sepenuhnya dengan adanya keterbatasan kita bergerak, untuk bekerja, dan bertemu dengan yang lain (ternyata) banyak hal bisa disubstitusikan dengan digital,” kata Ilham mengawali sambutannya pada Rabu, 30 November 2022.
Dengan demikian, Ilham menilai bahwa masuk ke era digital bukan lagi hal yang bisa diabaikan, baik bagi bisnis maupun pemerintahan.
”Ini bukan lagi iya atau tidak, tetapi seberapa cepat, seberapa luas, dan seberapa dalam. Itu yang menentukan siapa dalam bisnis dan juga pemerintah mana yang akan unggul. Di mana harus bekerja keras untuk bisa mencapai levelnya, (untuk) memenuhi apa yang disyaratkan entah oleh customer atau juga customer pada umumnya. Customer dalam bisnis itu adalah customer dalam hal pelanggan atau nasabah. Kalau untuk pemerintah itu adalah warga,” jelasnya.
Jadi, lanjut Ilham, digitalisasi substansinya adalah teknologi yang diterapkan untuk memperbaiki modus dan proses kerja secara keseluruhan, baik dari segi biaya, kecepatan, dan juga kualitas.
“Saya kasih contoh, kita ini baru beralih dari analog TV ke digital, itu harapannya ke depan adalah signalnya tentu lebih bagus, kemudian kita juga bisa dapat lebih banyak channel, dan para pelanggan (pemirsa) dia dapat satu layanan yang jauh lebih baik daripada dengan analog. Jadi, dengan adanya teknologi digital kita mendapatkan satu kualitas layanan yang lebih baik,” urainya.
Transformasi Digital, Antara Bisnis dan Pemerintahan
Bicara mengenai strategi dalam merangkul era digital, hal itu harus merambah ke semua aspek, baik dari sektor bisnis maupun pemerintahan. Dalam bisnis, misalnya, transformasi digital disebut harus memberi pengaruh ke proses bisnis mulai dari bagian transaksi, jual beli, sales, marketing, purna jual. “Jadi, (dengan) adanya digitalisasi itu kita dengan lebih mudah bisa menemukan customer, kita bisa menyampaikan materinya secara digital, kalaupun ada keluhan dari customer, itu akan disalurkan melalui channel-channel digital kepada kita. Sehingga kita bisa melayani customernya lebih baik,” ungkap Ilham.
Selanjutnya pada sisi desain, dalam hal ini desain produk, pada bagian ini juga bisnis bisa memanfaatkan teknologi digital. Demikian pula dalam proses produksi. “Kita bisa sedemikian rupa, sehingga dia bisa langsung menggunakan permesinan yang diperlukan untuk membuat produknya, misalnya pakai 3D Printer dan sebagainya,” kata Ilham.
Pun dalam hal mengelola perusahaan sampai urusan akuntasi dan hal-hal yang berkaitan dengan legal itu juga disebut memiliki aspek digital. ”Jadi, boleh dikatakan seluruh lini daripada bisnis, seluruh aspek itu sudah semakin akan mengalami adanya dampak dari digitalisasi,” singkatnya.
Namun, perlu dicatat, bicara soal digitalisasi, berarti juga akan menyinggung soal data dalam bentuk digital. Kita mungkin sering mendengar semboyan yang mengatakan bahwa ‘data is the new oil’. Dalam hal ini, Ilham menegaskan bahwa data akan punya nilai, jika data tersebut berada dalam bentuk digital.
”Makanya dengan digitalisasi itulah data punya potensi untuk bisa diolah dan bisa menjadi sesuatu yang punya nilai yang berlebih. Itu yang sebetulnya sama sama dengan minyak. Sehingga kalau kita produksi minyak itu dalam bentuk mentah dia tidak punya nilai, tetapi harus melalui proses untuk menjadi bahan bakar, plastic, menjadi pupuk, dan sebagainya. Jadi, adanya sistem pengolah minyak itu membuat minyak lebih bernilai lagi. Begitupun dengan data, kalau data itu hanya digital saja, tapi kita belum oleh yang nilainya hanya segitu saja. Tetapi kalau kita olah, nah itu baru punya nilai,” tandasnya.
Untuk mengolah data agar memiliki nilai seperti halnya minyak, Ilham juga menyinggung mengenai peran penting teknologi Artificial Intelligence (AI), Big Data, dan Machine Learning untuk mengetahui pola-pola yang ada pada data tersebut. ”Kadang kita sudah melihat polanya, Alhamdulillah, kita dengan cepat mengerti datanya, tapi kadang datanya terlihat sangat acak, sehingga kita memerlukan satu mesin untuk mengerti pola atau membuat pola terlebih dahulu, sehingga kita mengerti bagaimana kita harus menginterpretasikan data,” ujar Ilham.
“Selain dari memperbaiki semua bagian dari pada business process yang kita punyai dalam perusahaan, kita juga sekaligus mempunyai data dalam bentuk digital yang memungkinkan kita untuk mengeksploitasinya dengan cara-cara yang sudah kita kenal, dengan adanya AI,” sambungnya.
Nah, masih berkenaan dengan digitalisasi, bila semua data sudah diformat dalam bentuk digital, hal ini disebut memungkinkan untuk terjadinya kolaborasi satu sama lain dengan lebih mudah. ”Sharing dari data tersebut bukan hanya ranah kota, tetapi juga global dan regional. Itu adalah enabler yang sangat penting yang perlu kita eksploitasikan. Jadi, dengan adanya kolaborasi, inovasi itu menurut saya itu bisa lebih cepat, dan juga bisa mendapatkan lebih banyak ide yang mungkin terbatas sekali kalau kita hanya berinovasi dengan teman-teman dalam kantor kita dalam perusahaan kita,” ungkapnya.
Dengan demikian, hal tersebut akan membuka pintu ke dalam satu dunia yang sebelumnya belum kita punyai. Jadi, lanjut Ilham, kolaborasi digital itu berbeda dengan kolaborasi analog, karena kita bisa men-sharing data dengan orang lain lebih mudah, dan juga bisa kerja sama dengna cara digital.
Sementara untuk transformasi digital dalam sektor pemerintahan, sejatinya hal itu tidak terlalu jauh berbeda dengan sektor bisnis. ”Hanya saja tujuan bisnis itu mencetak laba, dan harus berkelanjutan. Kalau pemerintah harus juga berkelanjutan, tapi yang penting buat mereka adalah mengelola negara dan rakyat dengan sebaik mungkin. Jadi, government aspek itu penting, begitupun kemajuan dari negara itu bisa diukur dari beberapa parameter yang kita kenal, misalnya bagaimana dengan pertumbuhan ekonominya, indeks perkembangan manusianya, bagaimana dengan pendidikannya, bagaimana dengan kesehatannya, semua bisa diukur,” kata Ilham.
“Dan tolak ukur itu tentu dan juga penyampaian pelayanannya, implementasi dan kebijakan-kebijakanya semuanya itu bisa dilaporkan dengan lebih mudah kalau kita bicara mengenai digitalisasi. Jadi, digitalisasi daripada pemerintah itu bisa itu memberikan layanan yang sudah bisa kita dapatkan dengan cara analog, dengan lebih mudah lebih murah, lebih cepat dan lebih berkualitas tinggi,” jelasnya.
Selain itu, lanjut Ilham, ke depannya dengan adanya karakter digital dan atau literasi digital rakyak yang makin meningkat dalam hal kebijakan-kebijakan pemerintah, rakyat itu bisa dilibatkan. Jadi, rakyat bukan saja penerima daripada layanannya, tapi di juga co-creator daripada layanan-layanan yang diharapkan untuknya.
Ilham mencontohkan dalam konteks smart city ada istilah yang dikenal sebagai smart city living lab, atau semacam laboratorium hidup.
”Nah, itu sebetulnya tidak lain dari filosofi warga itu dilibatkan kemudian dia menjadi co-creator dari pelayanan atau jasa yang dia peroleh dari pemerintah. Dan ini bukan satu arah tapi multi arah. Jadi, pemerintah memberikan pelayanan kepada warga, lalu warga memberikan masukan.” kata Putra Mantan Presiden RI, BJ Habibie itu.
Dengan banyaknya masukan dari warga yang mungkin saja sampa jutaan. Nah, dengan banyak data itu pemerintah juga disebut bisa mengukur apakah usulan-usulan yang sudah diberikan oleh warga itu masuk di akal dan bermanfaat untuk semuanya.
“Jadi, kelihatan dimensi pemerintah dengan adanya digitalisasi itu sebetulnya bukan lagi cuma satu arah (top down), tetapi sebetulnya itu multi arah. (Interaksinya) bisa antara warga dan pemerintah atau warga itu sendiri, mereka bisa berkomunikasi, berembug dan juga mendiskusikan apa saja yang mereka harapkan dari pemerintah itu, sehingga dia bisa meningkatkan kualitas hidup sama-sam,” ujarnya.
Tidak ketinggalan, Ilham juga mengungkap harapannya, baik bagi bisnis dan pemerintahaan dengan bergulirnya transformasi digital. Di mana yang terlihat sesungguhnya dari transformasi digital itu adalah adanya perubahan budaya.
“Karena kita lihat bahwasanya pemberdayaan individu dengan nasabah, pelanggan, warga atau anggota masyarakat itu adalah sesuatu yang sebetulnya dengan meningkatnya transformasi digital, baik di bisnis maupun di pemerintahan ini diharapkan insya Allah akan membuat negara kita benar-benar suatu ketika menjadi suatu negara yang bukan saja sejahtera (berpendapatan tinggi). Memang pendapatan itu penting, namun sama pentingnya adalah level pendidikannya, level pemberdayaannya, level kesadaran dari masing-masing anggota warga kita yang dia punya kemampuan untuk bisa merencanakan dan menjalankan hidupnya dengan lebih baik ke depan untuk dia dan keturunan-keturunannya,” pungkasnya.