Oleh: Garuda Sugardo
Hari Jumat tanggal 26 Mei 2023 besok, Telkomsel berulang tahun yang ke-28. InsyaAllah hari yang barokah, mengingat kelahiran pada 26 Mei 1995 juga bertepatan dengan hari Jumat. Atau lebih dalam lagi, peresmian pengoperasian Pilot Project GSM Batam-Bintan oleh Menristek BJ Habibie (alm) pada tanggal 2 September 1994, di bawah tower transmisi microwave Telkom di puncak Bukit Dangas, Batam, pun berlangsung pada hari Jumat.
Tahun ini tema yang diusung pada ulang tahun ke-28 adalah: “Bersama Jadi Terdepan.” Entahlah, sebagai tagline, diksinya kali ini terasa adem dan datar-datar saja. Tidak ada intonasi pilihan, khas Telkomsel yang biasanya cetar bertenaga, ciamik dan penuh kreasi.
Sejak berkiprah, Telkomsel memang tidak pernah lena, senantiasa menempatkan dirinya sebagai operator seluler pemenang yang terbesar, terluas dan terbaik di negeri tercinta ini. Telkomsel lekat dengan predikat dan semboyan Terdepan dalam mutu dan layanan, Paling Indonesia, Trend setter, dan kredo magic-nya Pandu Bendera Seluler Indonesia.
Berbeda dengan operator lainnya, kelahiran Telkomsel adalah jerih ekspresi dari spirit kejuangan dan tradisi melayani ala BUMN Telkom. Ada basah keringat, darah dan air mata mengiringi proyek percontohannya yang heroik, pada periode tahun 1993 dan 1994.
Angin yang berhembus, debur ombak yang menghempas dan romantisme rembulan yang tersenyum menawan di sekitar Riau Kepulauan; adalah saksi bisu betapa kerasnya perjuangan para pionir GSM Telkom Indonesia di tanah palagan utara yang terdepan, Batam dan Bintan.
Seolah baru kemarin. Begitulah kecintaan, kadang mengaburkan idealisme cita-cita, bahwa Telkomsel lahir untuk kejayaan seluler Indonesia masa depan, bukan sekedar nostalgia sejarah yang setiap tahun dirayakan meriah.
Teriring doa semoga arwah para patriot Telkomsel in the first era, yang telah tiada, damai dalam dekap Allah SWT. Al Fatihah…..
Isu nasional yang mewarnai industri TIK saat ini adalah: Pengentasan kesenjangan digital, implementasi Making Indonesia 4.0, dan program Percepatan Transformasi Digital. Untuk menyukseskannya, tak pelak konektivitas dan infrastruktur seluler 4G menjadi andalan. Telkomsel tak diragukan, memiliki peran yang amat menentukan.
Sementara itu, dalam hal penggelaran 5G, di antara 4 opsel kita nampaknya belum ada yang amat serius melakukannya. Oleh karena itu “sang jawara” Telkomsel dituntut komitmennya untuk mengintensifkan penggelaran 5G dan turunannya seperti Artificial Intelligent (AI) dan Internet of Everythings (IoT).
Untuk diingat, siklus nafas teknologi BTS terestrial pun saat ini mulai menapak masuk ke dekade peralihan. Secara alami, dalam satu-dua dasa warsa mendatang, tekno BTS langit (cell tower in space for mobile) sudah akan menjadi keniscayaan.
Mau tak mau, Telkomsel harus mengantisipasi kehadiran sang “predator” BTS langit yang terbang digendong satelit orbit rendah.
BTS langit menjanjikan kecepatan, kemudahan dan keekonomian. Saya perkirakan pada Indonesia Emas 2045, teknologi hijau seluler langit ini sudah on the air mensubtitusi tower-tower BTS di darat. So, take it soon or you will be leaved it!
Dari laporan keuangan Telkom tahun buku 2022, disampaikan bahwa pendapatan Telkomsel adalah Rp89,04 T. Dibandingkan terhadap revenue Telkom yang Rp147,3 T, berarti sumbangsih Telkomsel kepada kas induknya adalah 60,4%. Masih tetap dominan dan menjadi tumpuan hidup Telkom Group, walau rasio kontribusinya cenderung turun.
Aksi korporasi besar tahun 2023 yang mewarnai milad Telkomsel kali ini adalah penggabungan bisnis IndiHome Telkom ke dalam Telkomsel. Berharap agar brand IndiHome tetap dipertahankan, tidak seperti halnya SimPATI atau KartuHalo yang kendati melegenda di masyarakat dan diakui forum internasional tetapi berganti nama. Telkomsel sudah dewasa, kiranya mampu membedakan antara nama produk dan branding. Jangan pernah mengganti brand Alphard dengan minibus, atau Maybach dengan sedan!
Seperti halnya Menteri BUMN Erick Thohir, yang mengapresiasi legacy action ini, kita pun berharap Fixed Mobile Convergency (FMC) IndiHome-Telkomsel akan memberikan peningkatan value yang signifikan bagi Telkomsel. Semoga layanan IndiHome bersama Telkomsel semakin kaya dengan kreasi dan pada gilirannya melahirkan ide-ide berbasis customer experience yang menyegarkan.
Pasca pengintegrasian IndiHome yang bernilai Rp58,3 T ke dalam Telkomsel, maka komposisi kepemilikan saham Telkomsel kini adalah Telkom 69,9% dari sebelumnya 65%; dan Singtel 30,1% dari 35%.
Ke depan, tentu Telkom akan menerima dividen lebih banyak (dibulatkan) sebesar 70%. Dari jumlah ini setengahnya disetorkan kepada pemerintah. Komposisi dividennya kelak akan menjadi: Pemerintah 35%, Telkom 35%, dan Singtel 30%.
Telkomsel adalah karya anak bangsa, berlisensi Indonesia, beroperasi di tanah Indonesia, suka dukanya dirasakan oleh dan untuk Indonesia. Dengan penetrasi jumlah pelanggannya yang 157 juta, Telkomsel adalah jelas operator telekomunikasi tersukses di Indonesia.
Meniru kritik Menkeu Sri Mulyani yang youtube-nya posting sekitar 7 bulan yang lalu (silakan buka), marilah kita bermeme sambil merenung dan memaknai esensi nasionalismenya.
Lihat, Singapura yang “very tiny” (sambil ia melingkarkan jempol dan jari telunjuknya), mereka menikmati dividen hampir sepertiga dari laba Telkomsel. Indonesia yang tanahnya “segede gajah” gini, tapi dapatnya segitu juga.
Emangnya dia lebih pinter? Kagak juga. Emangnya dia lebih hebat? Gak juga.
Lalu siapa pemenang sesungguhnya? Think harder. Jangan “ngaplo.”
Ehm, bila ada acara syukuran ultah, jangan lupa ya? Dalam sambutan nanti, Manajemen mohon berkenan untuk sekedar mengucap salam dan sapa bagi para senior dan mitra yang hadir. Contoh elegan adalah seperti simpati dari para negarawan dalam memberi say hallo saat mengawali pidato. That’s a part of digital leadership too.
Happy Anniversary Telkomsel. You are still the one, the love for lifetime of Indonesia.
Salam Telkomsel!
Garuda Sugardo, IPU (Ex BOD Telkomsel, Indosat BUMN, & Telkom)
Saat ini Anggota Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (WANTIKNAS), DPA Mastel, dan MKE PII).