ItWorks- Air minum atau air bersih merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk kehidupan sehari-hari. Penggunaan air sudah menjadi rutinitas masyarakat Indonesia. Banyak kebutuhan masyarakat, mulai kalangan rumah tangga, industri, hotel, restauran, jasa wisata, dan lainnya.
Air merupakan kebutuhan dasar masyarakat yang harus dipenuhi oleh pemerintah, baik pemerintah daerah, maupun pemerintah pusat. Hal ini selaras dengan Pasal 33 Undang- Undang Dasar 1945 yang menekankan bahwa negara sebagai pemegang kekuasaan atas tanah dan air, juga menjamin atas ketersedian air bagi masyarakat.Kewenangan penguasaan sumber daya air oleh Negara dilakukan melalui; Pertama keterlibatan pemerintah pusat dan daerah dalam pengaturan, perencanaan, pengendalian (melalui perizinan) serta pengawasan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). Kedua keterlibatan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dalam penyelenggaraan dan pelayanan air minum.
Pengaturan atas penggunaan sumber air pada Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) menyatakan bahwa penyediaan air minum adalah kegiatan memenuhi kebutuhan air masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang sehat, bersih, dan produktif. Sehingga inisiatif kelembagaan, kebijakan, dan teknologi sangat diperlukan untuk memastikan pengelolaan sumber daya air yang efisien, adil secara sosial, dan berkelanjutan secara lingkungan.
Pada umumnya pengelolaan air minum di setiap kota atau kabupaten, diserahkan kepada PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum). Melalui Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 disebutkan bahwa penyelenggaraan sistem penyediaan air minum (SPAM) merupakan tanggung jawab Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya.
Melalui Sustainable Development Goals (SDGs) atau pembangunan berkelanjutan, pemenuhan target air aman bagi seluruh masyarakat atau universal, juga menjadi salah satu agenda pembangunan penting Indonesia. Dalam kebijakannya, Pemerintah melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2025-2029, telah mentargetkan untuk mencapai akses air minum aman 100% pada tahun 2030.
Seperti daerah-daerah lain, Kabupaten Bantul-Yogyakarta juga berkomitmen mewujudkan akses universal air minum aman dengan harga terjangkau yang pengelolaannya diserahkan kepada Perumda Air Minum Tirta Projotamansari atau lebih dikenal PDAM Kabupaten Bantul.
Sebagai BUMD, Perumda Air Minum Tirta Projotamansari- sebelumnya bernama “Tirta Darma” juga menjalankan peran ganda. Di satu sisi, harus bertoleransi dari aspek sosial (social oriented) untuk memberikan layanan publik, namun di sisi lain juga berorientasi ekonomi (bisnis oriented), yakni berusaha meraih profit untuk kontribusi pembangunan daerah melalui setoran Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Karena itu, diperlukan pimpinan perusahaan yang cakap dan kreatif, yang bisa menghadirkan inovasi dan terobosan baru untuk kemajuan perusahaan. Selain aspek layanan, juga harus memiliki visi dan skill entrepreneurships untuk kelangsungan bisnis perusahaan.
Dipercaya mengendalikan PDAM Bantul sejak 2018 sebagai Direktur Utama, Arinto Hendro Budiantoro, S.E., bisa mewujudkan harapan itu. Termasuk komitmen terhadap layanan pelanggan. Sejak diserahi amanat, ia bisa terus membuktikan kinerja terbaiknya. Salah satu parameternya, antara lain berdasarkan Penilaian Tingkat Kesehatan dengan kategori “Sehat” berdasarkan 4 Aspek (Keuangan, Operasional, Pelayanan, dan Sumber Daya Manusia) menunjukan bahwa capaian nilai kinerja tahun 2020 sebesar 3,88. Kemudian penilaian kinerja berdasarkan Kepmendagri Nomor 47 Tahun 1999, berdasarkan hasil audit kinerja selama periode 2018 – 2020, mendapat predikat “Baik” dengan hasil penilaian di atas 60 berdasarkan 3 aspek kinerja yaitu indikator Keuangan, Operasional, dan Administrasi.
Dari aspek cakupan pelanggan maupun jumlah pelanggan, bisa terus meningkat. Adapun cakupan teknis, di angka 26,78% dan cakupan administratif sebesar 22,28%. Pada tahun 2021, PDAM Bantul memiliki pelanggan sebanyak 40.120 SL (sambungan langsung), nailk dari tahun 2020 sebanyak 36.791 SL. Adapun di tahun 2019, angkanya di 33.886 SL. Artinya setiap tahun, bahkan di saat pandemi covid-19, perusahaan bisa terus menambah jumlah pelanggan dengan rata-rata jam layanan yang kini sudah 24 jam. Bahkan PDAM Kabupaten Bantul telah berinovasi merambah unit bisnis dengan memproduksi air minum dalam kemasan (AMDK) dengan merek BANew (Bantul New) atau Bantul Baru yang dilaunching tahun 2019. Pangsa pasar BANew selain perkantoran dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), juga masyarakat umum.
Perusahaan juga bisa terus memberikan kontribusi PAD untuk Pemkab Bantul. Tahun tahun 2022 tecatat Perusahaan bisa menyetor PAD sebesar Rp781,50 juta, tahun 2021 senilai Rp762,26 juta melebihi dari dari yang ditarget Rp 600 juta.
Berkat prestasinya, ia untuk kedua kalinya dipercaya menjadi pucuk pimpinan perusahaan periode 2023 – 2027 yang pelantikannya dilakukan Bupati Bantul H. Abdul Halim Muslih akhir tahun lalu (28/12/2023). Ia dipercaya kembali mengemban tugas sebagai pucuk pimpinan Perumdam Tirta Raharjo, karena keberhasilan dan sepak terjangnya dalam memajukan perusahaan. Berbagai terobosan telah dilakukan, termasuk melakukan transformasi digital. Di antaranya menerapkan program ‘Siap Prima’ atau Sistem Informasi dan Aplikasi Pelayanan, Pengaduan, Rekening, Informasi lainnya melalui sistem aplikasi Android’.
Beberapa inovasi IT juga berhasil dikembangkan. Di antaranya ada SMART (Sistem Manajemen dan Analisa Rekening Terpadu), APPLE (Aplikasi Penerimaan Pendapatan Lengkap), Sistem Informasi Berbasis GIS (Geographic information system), Pelayanan Berbasis SMS Center, SICATER (System Informasi Pencatatan Meter), serta Sistem Informasi Akuntansi Terpadu (SIA). Tak pelak jika hal ini kian mampu meningkatkan performa layanan pelanmggan dan daya saing Perusahaan.
Lebih lanjut, berikut ini penuturan Direktur Utama Perumda Air Minum Tirta Projotamansari , Arinto Hendro Budiantoro, S.E., dalam berbagai perspektif yang kami sajikan dalam format tanya jawab.
Banyak perusahaan mengalami tekanan akibat pandemi covid-19 beberapa waktu lalu. Bagaimana yang dialami PDAM Kab Bantul dan strategi menyiasatinya ?
Memang harus diakui banyak perusahaan terdampak oleh situasi pandemi covid-19. Mulai karena adanya pembatasan jaga jarak, perubahan pola kerja dan lainnya yang secara keseluruhan menurunkan kinerja usaha. Namun bagi kami, karena masyarakat saat pandemi banyak beraktivitas di rumah, penggunaan air tetap tinggi, bahkan naik volumenya. Sehingga produksi air juga tetap tinggi. Jadi dampak bagi kami, justru air banyak digunakan. Tetapi memang kemampuan pelanggan membayar berkurang. Sehingga perlu upaya dan terobosan untuk menyiasati agar kinerja usaha kami tetap terjaga. Alhasil ada efisiensi karena penagihan banyak yang turun secara drastis. Penagihan turun 20-30 persen per bulan yang hal ini tentu juga mempengaruhi arus kas. Apalagi sebagai BUMD, kami juga turut membantu pemerintah memberikan keringanan bagi masyarakat dengan berbagai program sosial. Upaya recovery dari Perumda Air Minum Tirta Projotamansari yaitu meningkatkan jumlah pelanggan dengan cara melakukan program pasang murah, sehingga saat pandemi pun, aktivitas pasang tetap tinggi, tentu dengan tetap menerapkan protokol Kesehatan. Untuk kemudahan layanan, termasuk pembayaran, Perusahaan mengoptimalkan sistem aplikasi digitaluntuk operasional Perusahaan. Inovasi pelayanan publik berbasis teknologi informasi melalui Android (PDAM SIAP PRIMA). Dalam aplikasi ini pelanggan dapat memanfaatkan berbagai fasilitas dan informasi seperti mengetahui jumlah tagihan rekening air, gangguan aliran air, pemasangan sambungan baru, penyampaian pengaduan dan informasi penting lainnya. Pemanfaatan teknologi ini juga bagian untuk mewujudkan Bantul Smart City yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera.”
Berarti Perusahaan bisa melewati pandemi dengan kinerja tetap terjaga ?
Secara umum iya. Kegiatan operasional, aktivitas usaha Perumdam Tirta Projotamansari, tetap berjalan dengan baik. Sebagai salah satu unit usaha milik daerah yang bertujuan melayani masyarakat dalam memenuhi kebutuhan air bersih dengan sistem perpipaan baik dari segi kuantitas, kualitas dan kontinuitas, tetap normal dan memberikan profit bagi Perusahaan dan Pemerintah Daerah (PAD). Bahkan kami juga tetap bisa memberi bantuan untuk Masyarakat. Misalnya tahun 2022 memberikan program subsidi pemasangan sambungan air bersih bagi 2.000 warga yang berpenghasilan rendah. Tujuannya juga untuk membantu warga agar cepat bangkit dari pandemi Covid-19. Total subsidi pemasangan sambungan bagi 2.000 warga setara Rp6 miliar yang diambilkan dari dana penyertaan modal PDAM.
Saat ini berapa cakupan wilayah yang dilayanai PDAM di Kab Bantul dan apa yang masih jadi tantangan terkait upaya pemenuhan di seluruh wilayah yang ada di kabupaten ini ?
Untuk penghitungan cakupan pelayanan jumlah jiwa per KK dihitung berdasarkan rata-rata BPS yaitu 2,95. Jumlah penduduk yang terlayani di wilayah administrasi sebanyak 134.651 jiwa atau 13,29% dari jumlah penduduk Kabupaten Bantul sebanyak 1.013.170 jiwa. Sedangkan penduduk di wilayah teknis terlayani sebanyak 134.353 jiwa atau 13,98% dari jumlah penduduk yang ada jaringan pipa Perumdam Kabupaten Bantul
sebanyak 961.350 jiwa.Yang masih menjadi tantangan terkait upaya pemenuhan di seluruh wilayah yang ada di Kabupaten Bantul. Pertama Masih banyak masyarakat yang menggunakan air tanah. Kedua adanya Pamdes yang menjadi competitor PERUMDAM Kabupaten Bantul yang memasuki daerah eksisting PERUMDAM Kabupaten Bantul yang perlu lebih disinkronkan bersama tentunya. Ketiga, adanya jaringan perpipaan sudah menjangkau lebih dari 90% wilayah Kabupaten Bantul, akan tetapi pertambahan SR tidak sebanding dengan pertumbuhan penduduk. Tetapi kita optimistis, ke depan akan bisa ditangani dengan baik.
Berapa jumlah pelanggan saat ini, termasuk klasifikasi sektor pelanggannya, baik rumahan, industri, atau lainnya ?
Jumlah pelanggan PERUMDA Air Minum Tirta Projotamansari Kabupaten Bantul saat ini sebanyak 43.576 SR per Juli 2023. Adapun klasifikasinya, pelanggan Sosial Umum 296, Sosial Khusus 207, Instansi 149, Niaga Kecil 88. Niaga Sedang 67, Niaga Besar 16, Industri Kecil 6, Industri Sedang 15, Industri Besar 19, Rumah Tangga 42.713.
Saat ini berapa kapasitas produksi Air minum dari PDAM Kab Bantul dan berapa penyalurannya ke pelanggan, baik melalui perpipaan maupun non perpipaan ?
Kapasitas produksi air minum dari PERUMDA Air Minum Tirta Projotamansari Kabupaten Bantul saat ini sebesar 399 liter per detik, penyalurannya (distribusi) sebesar 345 liter per detik. Sehingga, secara umum sejauh ini, ketersediaan air bersih tidak ada persoalan.
Dari mana saja sumber mata air yang jadi bahan baku PDAM Kab Bantul ?
Saat ini, produksi air bersih PERUMDA Air Minum Tirta Projotamansari Kabupaten Bantul bersumber dari 2 (dua) titik yang besar yaitu mata air Kalipakis dan Dlingo. Kondisi mata air Kalipakis pada saat ini masih mencukupi. Selain itu ada beberapa titik lain untuk pengambilan air baku seperti di kali Progo, kali Oyo, kali Opak, sumur dalam, mata air, dan sumur dangkal.
Salah satu persoalan yang dialami di banyak Perusahaan PDAM di Indonesia adalah soal tingkat kebocoran air atau non revenue water (NRW), yakni kehilangan air, baik karena persoalan teknis mauapun non teknis. Berapa tinkat NRW PDAM Kab Bantul saat ini, dan bagaimana strategi untuk menekan tingkat kebocoran ini ?
Saat ini masih di kisaran 25%, masih tingginya NRW Perumda Air Minum Tirta Projotamansari karena berbagai faktor. Di antaranya jaringan distribusi banyak yang sudah rusak dan sering bocor karena faktor usia, dan juga danya water meter pelanggan yang rusak/bocor. Dalam konteks ini, perusahaan kini tengah bergiat untuk menekan tingkat keboran air melaluji penggantian water meter pelanggan dan bertahap juga jaringan perpipaan karena memang perlu investasi yang tidak sedikit. Kita lakukan pemilihan jenis pipa, pemasangan pipa sesuai dengan standar yang ditentukan. Saat ini kita optimalkan pemeliharaan pipa secara berkala. Secara aktif juga mengadakan pencarian kebocoran pipa dan optimalisasi pembacaan meter pelanggan.
Sejauhmana transformasi digital yang sudah dan sedang dilakukan di PDAM Kab Bantul ini ?
Secara umum, transformasi digital melalui pemanfaatkan teknologi informasi sudah kami lakukan di semua lini, baik di sistem majemen, dukungan proses produksi, maupun dalam kaitan hubungan pelanggan dan mitra usaha. Sistem aplikasi teknologi informasi dan digitalisasi yang sudah dilakukan yaitu : Sistem manajemen internal menggunakan system yang terintegrasi pada semua bagian di PERUMDA Air Minum Tirta Projotamansari Kabupaten Bantul. Sistem eksternal yaitu : – Pembayaran rekening air secara online , bekerjasama ecommerce dan perbankan – Aplikasi PDAM Bantul “SIAP PRIMA”, mempermudah pelanggan dalam negecek tagihan, mendapatkan informasi adanya gangguan air, pelayanan pemasangan baru, dan pengaduan pelanggan – Aplikasi Baca Meter, mempermudah pencatatan pemakaian air pelanggan.
Bagaimana penggunaan sistem digital, seperti “SIAP PRIMA” hingga saat ini ?
Masih perlu optimalisasi. Karena itu, kita terus lakukan up date, termasuk dari aspek teknologinya agar makin mudah dioperasikan. Untuk implementasi dan pemanfaatan layanan digital aplikasi “SIAP PRIMA” untuk saat ini terus dilakukan pengkinian/ pembaharuan data guna mendukung penyampaian informasi kepada pelanggan. Termasuk penyempurnaan menu. Adapun menu yang terdapat didalamnya yakni Informasi Tagihan bulanan, Informasi Gangguan Aliran, Pelayanan Pengaduan Pelanggan, Pelayanan Pemasangan Baru, dan Informasi terkini PERUMDA Air Minum Tirta Projo Tamansari.
Bagaimana capaian kinerja perusahaan secara binsis, termasuk kontribusi bagi PAD selama tahun terakhir ini ?
Secara umum, meski pandemi capaian finansial Perumda Air Minum Tirta Projotamansari Kabupaten Bantul dari tahun ke tahun mengalami kenaikan. Begitu juga kinerja usaha berdasarkan penilaian Kinerja Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR dan Keputusan Meneteri Dalam Negeri No. 47 Tahun 1999. Hal ini tak lepas kerja keras seluruh tim di Perusahaan. Perumda Air Minum Tirta Projotamansari Kabupaten Bantul juga terus berusaha memperbaiki dan meningkatkan pengelolaan manajemen kas pada perusahaan. Termasuk dalam hal Pendapatan Usaha dan Laba Usaha juga mengalami peningkatan, sehingga bisa terus memberikan berkontribusi pada Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Peningkatan kinerja keuangan perusahaan tercermin dari saldo kas/setara kas di akhir 2022 mencapai Rp9,9 miliar naik dari tahun sebelumnya tahun 2021 sebesar Rp 8,2 miliar. Jumlah ini juga naik dari tahun-tahun sebelumnya di mana pada 2019 hanya Rp4,2 miliar. Begitu juga capaian laba, Perusahaan tahun 2022 membukukan laba hingga sebesar Rp 1,420 miliar, naik dari tahun sebelumnya Rp 1,399 miliar. Dengan capaian ini, perusahaan juga mampu meningkatkan setoran PAD kepada Pemda, di mana tahun 2022 mencapai Rp 781,5 juta, dan tahun sebelumnya Rp769,6 juta melebihi target dari Rp600 juta. Peningkatan kinerja usaha ini juga berbarengan dengan penambahan jumlah pelanggan yang terus meningkat hingga saat ini. (AC)