Sesuai Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE), Kabupaten Sukoharjo bertekad mengimplementasikan SPBW untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, transparan, dan akuntabel, serta memberikan layanan publik yang efektif, berkualitas dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
Langkah implementasi SPBE ini dilakukan melalui penyusunan berbagai kebijakan, pengembangan infrastruktur hingga aplikasi/solusi bisnis. Tujuannya adalah untuk meningkatkan administrasi pemerintahan dan layanan masyarakat sehingga tujuan pembangunan di Kabupaten Sukoharjo dapat terwujud.
Demikian seperti disampaikan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kadiskominfo) Kabupaten Sukoharjo, Suyamto, ST., M.Kom dalam wawancara penjurian TOP Digital Awards 2023 yang diselenggarakan Majalah IT Works secara virtual belum lama ini.
“Jadi kami untuk komitmen SPBE ini sudah punya kebijakan-kebijakan, ada 13 kebijakan strategis mulai dari Perda hingga Perbup. Lalu kita juga sudah punya IT MasterPlan 2021-2026 yang dimulai dengan target integrasi di 2021, kolaborasi di 2022, lalu mobilitas 2023, visibilitas untuk 2024, target jadi Smart City di 2025 dan di 2026 targetnya kita sudah pakai AI (Artificial Intelligence),” kata Suyamto.
Suyamto mengatakan ada beberapa produk/solusi bisnis yang telah dihasilkan Diskominfo Kabupaten Sukoharjo dalam rangka mewujudkan SPBE. Ini seperti, inisiatif Suko Smart Village atau Desa Cerdas Sukoharjo. Seperti namanya Suko Smart Village adalah konsep pembangunan desa di Sukoharjo yang berbasis penerapan teknologi tepat guna.
“Jadi Suko Smart Village ini konsepnya adalah desa yang mampu meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat melalui pemanfaatan teknologi dalam berbagai aspek pembangunannya untuk menjadi Desa yang Mandiri. Adapun Desa Mandiri desa yang mempunyai ketersediaan dan akses terhadap pelayanan dasar, punya infrastruktur memadai, serta punya pelayanan umum dan pemerintahan yang sangat baik,” kata Suyamto.
Suyamto menutrkan inisiatif Suko Smart Village dibangun secara partisipatif dan kolaboratif dengan meilbatkan semua stakeholders khususnya masyarakat, pemerintah kabupaten, aparat desa hingga Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
“Jadi kami ini di Sukoharjo ada 12 kecamatan dengan 150 desa dan 17 kelurahan dengan total penduduk sebanyak 916.627 dan luas wilayah 466,7 KM persegi. Jadi wilayah kami ini kecil bahkan terkecil kedua di Jawa Tengah. Sehingga lebih mudah bagi kami dalam pengelolaan TI. Contohnya, seluruh Desa di Kab. Sukoharjo telah terhubung dengan FO. Bahkan, jaringan FO pun telah diperluas sampai kami bangun di pasar-pasar untuk mendukung digitalisasi UMKM,” ujar Suyamto.
“Kami tekankan untuk semua wilayah desa ini kami sudah selsai 100 persen untuk fiber opticnya sejak 2021. Masing-masing desa juga sudah mendapatkan 200 MBPS dan disitu tadi dijudul kami tuliskan kolaborasi, inilah bukti kolaborasi kami dengan desa dimana pembiayaan internet yang ada di desa itu dibiayai oleh dana desa dan kami sifatnya hanya mengkoordinir,” beber dia.
Suyamto menyebut dalam penerapannya konsep Suko Smart Village sendiri memiliki berbagai inovasi mulai dari Pembangunan Jaringan intranet desa / kelurahan (167) berbasis Fiber Optic (FO) bekerjasama dengan PT. Telkom, Penyediaan akses internet bagi masyarakat (di seluruh kantor desa) dan tempat umum (pasar, taman, pusat keramaian) dan Aplikasi SISKEUDES (Sistem Keuangan Desa).
“Aplikasi SISKEUDES ini fungsinya adalah untuk membantu pelaksanaan keuangan desa dan kemudahan penyajian informasi keuangan desa. Ini nanti implikasinya tidak ada lagi penyusunan APBDes yang terlambat, tidak ada lagi belanja desa itu terhalang oleh lambatnya penyusunan anggaran yang ada,” jelas Suyamto.
“Dari aplikasi SISKEUDES ini kita juga terus kembangkan dan melakukan kolaborasi dengan Bank Jateng untuk pembayaran non tunai desa. Untuk selanjutnya kerjasama ini BUMDes dan seterusnya sudah pakai QRIS lalu belanja desa juga non tunai jadi mudah daan cepat kedepannya,” sambung dia.
Suyamto menambahkan untuk meningkatkan literasi dan informasi desa, Suko Smart Village juga memiliki aplikasi PIDEKSO (Pangkalan Informasi Desa) untuk menyediakan data pokok desa. Tujuan PIDEKSO adalah untuk menghadirkan kemudahan dan kecepatan mendapatkan informasi desa serta ketersediaan data dan informasi mengenai desa.
“Kita juga ada untuk bagaimana desa-desa itu punya website. Nantinya ini berintegrasi aplikasi PIDEKSO sebagai pusat informasi desa kedepan. Kita juga kembangkan PPID di desa, kita juga sedang menyusun CCTV yang berkolaborasi dengan desa sehingga kalau kita punya 4 masing masing di desa maka kami akan punya 4 dikali 150 desa maka akan ada 600 CCTV yang dikelola desa yang IP nya bisa kita tarik dan itu bagian penting untuk kita kolaborasikan menjadi informasi yg terintegrasi, ” jelas Suyamto.
Penulis: Abi Abdul Jabbar Sidik