Jakarta, ItWorks- Jobstreet by SEEK bekerja sama dengan Boston Consulting Group (BCG), The Network, dan The Stepstone Group, hari ini mengungkap preferensi lokasi dan bagaimana orang-orang di seluruh dunia ingin bekerja, termasuk bagi para pekerja profesional di Indonesia melalui Laporan Eksklusif berjudul “Decoding Global Talent 2024“.
Survei global yang mencakup 188 negara ini mewawancarai lebih dari 150,000 responden, termasuk 19,154 tenaga kerja Indonesia yang memberikan wawasan lokal mengenai lanskap ketenagakerjaan saat ini dan menyatakan minat untuk bekerja di luar negeri yang tetap tinggi.
“Meski ada penurunan persentasi dibanding beberapa tahun lalu saat pandemi Covid-19, namun minat orang Indonesia bekerja ke luar negeri tetap kuat. Berbeda dengan tren global di mana individu muda lebih bersedia untuk bekerja di luar negeri, masyarakat Indonesia di berbagai tahap usia menunjukkan minat yang sama dalam relokasi internasional. Dari 67% masyarakat Indonesia yang ingin bekerja di luar negeri, 32% di antaranya memilih Jepang sebagai negara tujuan utama, diikuti oleh negara maju lainnya seperti Australia, Singapura, dan Jerman. Oleh karena itu, penting bagi kami untuk terus berkomitmen membantu perusahaan dalam memahami motivasi para pekerja ketika memilih negara atau perusahaan asing, termasuk melalui peluncuran laporan eksklusif ini,” ujar Wisnu Dharmawan, Sales Director – Indonesia, Jobstreet by SEEK,dalam paparan pers (04/06/2024), di Jakarta.
Secara umum keinginan untuk bekerja di luar negeri didorong untuk menopang karir, di mana 1/3 masyarakat Indonesia menyatakan preferensi untuk bekerja di luar negeri dalam jangka menengah dan berniat untuk kembali ke Indonesia setelah jangka waktu lebih dari 3 tahun.
Terlepas dari tantangan secara global seperti ketegangan geopolitik, kekhawatiran ekonomi yang meluas, serta tren mobilitas yang sedang berkembang, impian untuk pindah kerja ke luar negeri tetap menginspirasi banyak pencari kerja di seluruh dunia. Melalui laporan eksklusif berjudul “Decoding Global Talent 2024: Tren Mobilitas Pekerja” yang dirilis oleh Jobstreet by SEEK bekerja sama dengan Boston Consulting Group, The Network, dan The Stepstone Group, mengungkap preferensi lokasi dan bagaimana orang-orang di seluruh dunia ingin bekerja, termasuk bagi para pekerja profesional di Indonesia.
Tercatat Indonesia naik 18 peringkat dalam peringkat negara tujuan yang diminati bagi para profesional yang ingin beralih pekerjaan, melonjak dari posisi 51 di tahun 2020 menjadi 33 di tahun 2023. Mayoritas profesional yang tertarik untuk bekerja di Indonesia berasal dari negara-negara di kawasan Asia Pasifik seperti Malaysia, Singapura, dan India.
Selain itu, laporan eksklusif ini mengungkapkan bahwa para profesional di bidang digitalisasi, data science, dan AI paling bersedia untuk pindah ke luar negeri untuk bekerja (81%). Tren ini diikuti oleh para profesional di bidang lainnya seperti Teknik (77%), Profesi Kreatif dan Riset (76%), dan Teknologi Informasi (75%).
Namun, para profesional di bidang pelayanan sosial dan admin menunjukkan minat yang lebih rendah untuk pindah ke luar negeri, karena sifat pekerjaan mereka yang lebih terlokalisasi. Di sisi lain, minat masyarakat Indonesia untuk melakukan pekerjaan internasional jarak jauh atau hybrid telah meningkat secara signifikan, dari 55% pada tahun 2020 menjadi 71% pada tahun 2023, menunjukkan peningkatan sebesar 16%.
Dalam kesempatan itu, Haikal Siregar, Managing Director, Boston Consulting Group Indonesia mengatakan, Survei global ini bertujuan untuk lebih memahami preferensi responden di seluruh dunia. “Talenta dari negara lain tentu dapat menjadi sumber profesional yang luar biasa bagi perusahaan. Di Boston Consulting Group, kami bermitra dengan para pemimpin perusahaan dan masyarakat untuk mengatasi tantangan-tantangan terpenting dan menangkap peluang-peluang terbesar mereka. Perlu dipahami bahwa membangun kesempatan kerja bagi talenta luar negeri harus diiringi dengan model perekrutan yang tepat, kemungkinan relokasi, dan integrasi yang baik dengan karyawan yang sudah ada,” ujarnya.
Ditambahkan, secara keseluruhan, orang-orang memilih negara untuk kesempatan kerja dan kualitas hidup, dan lebih menyukai pemberi kerja yang menawarkan dukungan dan keuntungan lebih – seperti kualitas hidup dan pendapatan yang lebih baik. “Untuk mempersiapkan diri menghadapi ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan tenaga kerja, perusahaan dapat mempraktikkan perencanaan tenaga kerja yang lebih strategis mengikuti preferensi para pencari kerja global untuk pasar Indonesia,” pungkasnya. (AC)