Jakarta, ItWorks- Menyikapi kian tingginya ancaman kejahatan siber, BPJS Kesehatan sebagai penyelenggara program jaminan kesehatan nasional (JKN) yang telah melangkah jauh dalam melakukan transfomasi digital, juga terus mengejar keandalan sistem keamanan siber. Berbagai strategi dan terobosan dilakukan, baik untuk perlindungan jaringan Information Technology (IT) di internal sistem manajemen, maupun terkait aplikasi layanan masyarakat atau pelanggan.
Tak henti terus berinovasi untuk meningkatkan kinerja usaha dan layanan masyarakat melalui transformasi digital, BPJS Kesehatan tahun ini kembali masuk nominasi sebagai salah satu finalis mengikuti seleksi wawancara untuk “Penghargaan TOP Digital Awards 2024”. Presentasi dan wawancara penjurian, disampaikan langsung oleh Direktur Teknologi Informasi BPJS Kesehatan, Dr., Ir. Edwin Aristiawan MM, didampingi tim pada (07/10/2024) secara daring melalui aplikasi zoom meeting yang dihelat oleh Majalah ItWorks.
Turut hadir mendampingi dalam wawancara penjurian ini, di antaranya Asisten Deputi Strategi perencanaan TI-Sawal, Specialis Strategi Perencanaan TI- Haris, Staf ahli TI, Revien- Asisten Deputi IT Security- Juliana, Deputi Direksi Bidang SPPTI- Agung, serta Deputi Direksi Operasional dan Keamanan TI, Mahat Kusumadi. Sedangkan tim juri penilai, terdiri Dr. Melani K. Harriman (CEO Melani K. Harriman & Associates), Febri Effendi (Aspiluki), Tesar Sandikapura (IDIEC), Subandi (Akademisi Universitas Budhi Luhur), Dr. Muhammad Jumadi (Indonesia Telecommunication User Group (IDTUG), dan Nelson İdris (Praktisi TI).
Dalam kesempatan itu, Direktur TI BPJS Kesehatan, Edwin Aristiawan menyampaikan materi presentasi berjudul “AI, And Cyber Security for Excellence Business And Services”. Ditegaskan bahwa transformasi digital telah menjadi salah satu pilar utama bagi BPJS Kesehatan dalam upaya meningkatkan performa dan kinerja Perusahaan, maupun pelayanan masyarakat.
Edwin juga menyoroti urgensi dan pentingnya pengembangan kompetensi SDM terkait teknologi digital, untuk layanan kesehatan, termasuk penerapan teknologi baru seperti kecerdasan buatan. Bukan hanya itu, ia juga menekankan pentingnya tata kelola data kesehatan guna memastikan pengelolaan data yang aman, etis, dan efisien, untuk makin menumbuhkan kepercayaan dan integritas dalam perlindungan data pribadi dalam ekosistem layanan Kesehatan bagi peserta JKN ini.
Sejauh ini, BPJS Kesehatan juga telah banyak melakukan transformasi digital dengan menghadirkan beragam sistem aplikasi layanan inovatif. Di antaranya terdapat sistem aplikasi Mobile JKN, layanan administrasi non tatap muka berbasis digital melalui Whatsapp (PANDAWA), layanan Voice Interractive JKN (VIKA), BPJS Kesehatan Care Center 165, i-Care JKN, REHAB (Rencana Pembayaran Bertahap/Cicilan), antrean online (aplikasi untuk mendaftar antrean Faskes BPJS secara online), dan lainnya.
Menjadi super Apps, Mobile JKN sebagai platform digital utama BPJS Kesehatan, kini terus ditingkatkan sebagai one stop service bagi seluruh peserta BPJS Kesehatan. Dengan aplikasi ini, peserta dapat melakukan cek status kepesertaan, mencari rumah sakit terdekat, hingga melakukan pendaftaran online.
Beberapa aplikasi yang dikembangkan di antaranya ada BUGAR, inovasi teknologi Internet of Things (IoT) untuk mendukung gaya hidup sehat dan pemantauan kesehatan secara real-time bagi peserta JKN. Skrining Riwayat Kesehatan, untuk membantu peserta untuk melakukan skrining kesehatan mereka secara mandiri. Jadwal Minum Obat, pengingat untuk minum obat bagi peserta yang menjalani pengobatan jangka panjang dengan menggunakan teknologi AI. FRISTA Mobile JKN, inovasi teknologi Face Recognition untuk pengenalan identitas sebagai opsi lain dalam validasi eligibilitas peserta JKN di Rumah Sakit, dan beberapa inovasi lainnya.
Inovasi ini diharapkan membawa angin segar bagi pelayanan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan mengadopsi teknologi mutakhir. Termasuk smart technology seperti berbasis Artificial Intelligence (kecerdasan buatan), IoT dan teknologi baru lainnya untuk lebih meningkatkan efisiensi dan akurasi layanan masyarakat atau member JKN BPJS Kesehatan yang kini mencapai 277.000.312 (peserta JKN 98% dari populasi penduduk)- Data per September 2024. Saat ini, jumlah kepesertaan Program JKN sudah lebih dari 277 juta jiwa atau 98,67%. Jumlah tersebut sukses mengantarkan BPJS Kesehatan sukses mendapatkan predikat Universal Health Coverage (UHC) lebih cepat dari yang ditetapkan.
Perkuat Sistem Keamanan
Guna mengurangi risiko kerentanan dari sistem aplikasi ataupun jaringan, seperti pembobolan data, akses tidak sah, penyusupan malware dan ancaman kemanan siober lainnya sebagai konseuansi dari kian meningkatnya transformasi digital ini, BPJS Kesehatan juga melakukan penguatan sistem IT security untuk melindungi sistem aplikasi maupun jaringan, terutama meningkatkan keamanan TI secara keseluruhan.
“BPJS Kesehatan meyakini digitalisasi menjadi keniscayaan dalam menghadapi era disrupsi, sekaligus meningkatkan efisiensi operasional dalam penyelenggaraan program jaminan kesehatan Masyarakat. Nah dengan makin tingginya ancaman serangan siber yang terjadi belakangan ini, kami juga memberikan perhatian khusus terhadap sistem keamanan siber, baik untuk melindungi sistem aplikasi atau jaringan. Secara rutin kami lakukan pengecekan, memastikan semua perangkat lunak yang digunakan dilakukan update dengan jenis patch sistem keamanan yang lebih andal. Selain ditangani oleh tim IT internal, untuk keamanan siber ini, kami juga bekerja sama dengan pihak luar, seperti Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), termasuk dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo),” ujarnya.
Berbagai inisiatif juga dilakukan untuk penguatan dari the journey atau perjalanan transaformasi digital di BPJS Kesehatanb ini, baik di sistem manajemen, SDM, serta sarana pra sarana pendukung. Di antaranya, telah mengadopsi sistem COBIT 2019 (Control Objectives for Information and Related Technologies) yang merupakan acuan kerangka kerja manajemen IT untuk membantu organisasi mampu mencapai tujuan dan menghadapi tantangan dalam transformasi digital ini. COBIT 2019 berfokus pada prinsip-prinsip manajemen TI yang lebih luas dan menyediakan panduan yang lebih terinci dalam mengelola risiko dan mengoptimalkan nilai dari investasi TI perusahaan.
“Terbaru untuk penguatan sistem keamanan siber ini, kami juga sedang update untuk mengadopsi ISO 27001 yang dirancang untuk membantu perusahaan dalam mengelola dan melindungi informasi dengan lebih baik. Dengan ISO 27001 kami ingin memastikan bahwa data sensitif di database kami, terutama data penting, termasuk data peserta JKN terlindungi dari akses yang tidak sah, kebocoran, dan berbagai ancaman lainnya,” ujar Edwin.
ISO 27001 merupakan (Sistem Manajemen Keamanan Informasi) standar internasional yang memberikan panduan secara khusus untuk mengendalikan apa saja yang harus dilakukan oleh sebuah perusahaan dalam usaha mereka untuk mengevaluasi, mengimplementasikan, dan memelihara keamanan informasi. ISO 27001 menjadi acuan baru di BPJS Kesehatan untuk mengatur Sistem Manajemen Keamanan Informasi (Information Security Management System/ISMS) standar internasional- International Organization for Standardization (ISO) dan International Electrotechnical Commission (IEC).
Ajang TOP DIGITAL Awards merupakan kegiatan penilaian dan pemberian penghargaan tahunan tertinggi di Indonesia, yang diberikan kepada Perusahaan dan Instansi Pemerintahan, yang dinilai berhasil dalam hal implementasi dan pemanfaatan teknologi digital, untuk meningkatkan kinerja, layanan, inovasi, dan daya saing bisnisnya serta layanan kepada masyarakat maupun konsumennya.
Kegiatan ini diselengarakan Majalah ItWorks bekerja sama dengan sejumlah asosiasi ICT & Telco Indonesia, akademisi dan konsultan IT. Tahun ini mengangkat tema “Business Solutions, Generative AI, and Cyber Security for Excellence Business and Services”. (AC)