PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah (Bank Jateng) memiliki fungsi dan peran strategis dalam pembangunan ekonomi daerah Jawa Tengah. Terutama, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat Jawa Tengah. Bank ini juga bertindak sebagai pendukung administrasi keuangan pemerintah daerah dalam menjalankan fungsi keuangan, misalnya penyaluran bantuan sosial. Untuk merespons tuntutan perubahan zaman Bank Jateng telah secara rutin melakukan digitalisasi dan inovasi layanan.
Transformasi digital dan inovasi layanan Bank Jateng dilakukan untuk membangun tiga hal secara bersamaan: transparansi layanan, penyederhanaan struktur biaya (fee), dan menghadirkan kemudahan layanan bagi nasabah, sehingga bank bisa menggarap layanan keuangan lebih menyeluruh terkait pengelolaan keuangan para nasabahnya.
Direktur TI, Konsumer dan Jaringan Bank Jateng, Dodit Wiweko Probojakti, mengatakan bahwa Bank Jateng terus terus berinovasi serta beradaptasi dengan dinamika perubahan tuntutan kebutuhan nasabah atas layanan perbankan yang lebih mudah, cepat, aman, komprehensif dan inovatif.
“Bank Jateng terus berupaya untuk mengembangkan inovasi dalam produk dan layanan perbankan digital yang semakin memudahkan nasabah, mitra bisnis, pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya. Dengan terus memperbarui dan meningkatkan layanan digital, Bank Jateng bertekad menjadi pilihan utama dalam memenuhi kebutuhan perbankan para nasabah,” kata Dodit dalam wawancara Penjurian Top Digital Awards 2024 yang diselenggarakan Majalah IT Works pada Kamis (31/10).
Digitalisasi Dukung Pembangunan Daerah
Dodit menyebut saat ini Bank Jateng telah memiliki sejumlah inovasi digital baik secara internal maupun secara eksternal dalam mendukung pembangunan ekonomi daerah dan mendukung gagasan Smart Government yaitu gagasan yang mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi serta berbagai solusi inovatif lainnya untuk mengoptimalkan layanan Pemerintah Daerah.
Sebagai contoh Bank Jateng sudah meluncurkan Solusi Digital Pemda di bidang pengeluaran seperti CMS (Cash Management System), sebuah layanan untuk memudahkan transaksi keuangan Pemda dan monitoring rekening. Meluncurkan Kartu Kredit Indonesia yakni fasilitas kredit yang diberikan Bank untuk memudahkan transaksi APBD, membuat SISKEUDES Link yakni aplikasi sistem keuangan desa Kemendagri yang terintegrasi, untuk transaksi belanja Desa.
“Kami juga sudah memiliki Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) secara online yang mengintegrasikan Sistem Keuangan Pemerintah Daerah dengan H2H Bank Jateng dan juga sudah mengadopsi virtual account untuk layanan kemudahan penyaluran bantuan,” ujar Dodit.
Sementara itu dibidang penerimaan Pemda Bank Jateng memiliki solusi host-to-host pembayaran transaksi keseluruh pendapatan daerah, meluncurkan Smart Billing yakni aplikasi mobile pembayaran pajak dan retribusi baik menggunakan QRIS maupun Bank Lain.
Bank juga memiliki alat monitoring pajak, sebuah layanan monitoring pajak menggunakan alat tapping box untuk meningkatkan PAD Pemda, sudah menggunakan EDC dan MPOS untuk pembayaran pajak dan retribusi, Pembayaran pajak kendaraan bermotor dengan integrasi aplikasi Sakpole dengan BIMA Mobile Banking.
“Lalu ada agen duta laku pandai yang menjadi kepanjangan tangan Bank dalam menyediakan layanan perbankan kepada masyarakat, menjangkau daerah yang belum ada layanan perbankan. Selain itu Penerimaan pendapatan pajak dan retribusi kami menjadi lebih cepat dikarenakan wajib pajak dapat melakukan pembayarannya melalui QRIS dan delivery channel hasil kerjasama bank dengan berbagai channel pembayaran,” jelas Dodit.
Solusi Bisnis Unggulan
Dodit mengungkapkan selain telah menghadirkan solusi bisnis yang mendukung pertumbuhan ekonomi daerah, Bank Jateng juga memiliki sejumlah solusi unggulan yang menghadirkan kemudahan layanan kepada nasabah.
Solusi bisnis tersebut antara lain pertama; BIMA Mobile Bank Jateng atau layanan Mobile Banking resmi dari Bank Jateng. Menurut Dodit, ini merupakan solusi bisnis unggulan yang terus berkembang baik dari sisi fitur hingga jumlah penggunanya setiap tahun
“Aplikasi ini terus semakin berkembang dan meningkat user-nya setiap tahun. Saat ini total pengguna mobile banking per September 2024 sejumlah 721.038 atau 50,73% dari total nasabah. Lalu secara year on year pengguna mobile banking kami juga mengalami peningkatan sebesar 41,33%. Jumlah ini menunjukkan peningkatan yang konsisten dari Q1 2022 hingga Q3 2024 yang mencerminkan bahwa layanan semakin diterima oleh nasabah,” kata Dodit.
Dodit mengatakan bahwa saat ini tercatat transaksi melalui BIMA mobile banking sudah melebihi transaksi melalui ATM Bank Jateng. Di mana frekuensi transaksi mobile banking terus mengalami peningkatan dan sejak Oktober 2023.
“Berdasarkan data terakhir kami frekuensi transaksi September 2024 tercatat sudah mencapai sebesar Rp3.513.220 atau Rp117.107 transaksi per hari,” papar Dodit.
Dari sisi nominal, nominal transaksi mobile banking terus mengalami peningkatan dan sejak April 2024 nominal transaksi mobile banking sudah melebihi nominal transaksi ATM. Di mana, nominal transaksi September 2024 sebesar Rp173,4 miliar atau rata-rata sebesar Rp49,4 ribu per transaksi
“Meski terus meningkat, nominal dan jumlah transaksi diatas tentu belum optimal mengingat saat ini terdapat sejumlah 745.438 nasabah Bank Jateng yang belum menjadi pengguna mobile banking. Potensi ini dapat dilihat dari perspektif Kantor Cabang Koordinator, sebaran usia, dan jenis pekerjaan,” ujar Dodit
Sementara dari sisi korelasi transaksi BIMA Mobile dengan saldo tabungan, diketahui saat ini jumlah pengguna mobile banking yang bertransaksi sejumlah Rp500.328 atau 72,52% dari total pengguna, Pengguna mobile banking yang saldo tabungan meningkat sejumlah 374.100 atau 54,23% dari total pengguna dan Pengguna mobile banking yang transaksi dan saldo tabungannya meningkat sejumlah 201.792 atau 40,33% dari total pengguna bertransaksi.
Solusi bisnis unggulan kedua yakni Billing Center. Billing Center adalah suatu sistem billing yang tersentralisasi, untuk dapat mengelola dan memantau seluruh data tagihan retribusi Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di suatu daerah. Salah satu manfaat Billing Center adalah memberikan opsi pembayaran reribusi daerah menggunakan channel digital yang akan mengubah kebiasaan pembayaran tunai menjadi nontunai.
Selain meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah, Billing Center memiliki beberapa manfaat bagi pemerintah daerah, antara lain meningkatkan efektivitas dan efisiensi manajeman keuangan daerah, serta mengendalikan risiko terjadinya kesalahan (fraud) dengan adanya digitalisasi data.
Saat ini Billing Center sudah diimplementasikan di 30 kota/ kabupaten di Jawa Tengah, dan 5 kota/kabupaten dalam proses penjajakan.
Dukung Kinerja Bisnis
Dengan dukungan transformasi digital yang terus digencarkan dan racikan strategi yang konsisten, Bank Jateng menutup tahun 2023 dengan prestasi gemilang.
Melansir data keuangan Bank Jateng posisi 31 Desember 2023, aset Bank Jateng meningkat dari Rp84,49 Triliun pada akhir Desember 2022 menjadi Rp88,45 Triliun.
Peningkatan aset tersebut, terutama bersumber dari mengingkatnya penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dari Rp 66,84 triliun (Desember 2022) menjadi Rp 68,11 triliun.
Selain itu, sepanjang tahun 2023 penyaluran kredit Bank Jateng meningkat dari Rp57,26 triliun pada akhir Desember 2022 menjadi Rp 61,56 triliun atau tumbuh 7,51% lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit perbankan di Jawa Tengah yang tumbuh 6,40% (yoy).
“Pertumbuhan kredit Bank Jateng tahun 2023 terutama pada segmen ritel dan UMKM, sehingga memberikan dampak yang lebih besar bagi perekonomian Jawa Tengah” ungkap Plt. Direktur Utama, Irianto Harko Saputro dikutip dari keterangan resmi Bank Jateng.
Ia menambahkan penyaluran kredit ritel dan UMKM Bank Jateng didukung pula dengan keberadaan Unit Layanan Mikro (ULM) yang jumlahnya telah mencapai 124 unit dan tersebar di seluruh Jawa Tengah.
“Saat ini penyaluran kredit ULM telah mencapai lebih dari Rp 6,34 Triliun kepada 45.715 nasabah dengan rasio NPL terjaga di kisaran 0,29%,” terangnya.
Sementara itu, laba usaha Bank Jateng tahun buku 2023 mencapai Rp 2,07 Triliun. Berdasarkan data, laba usaha Bank Jateng menjadi terbesar kedua dari 27 BPD se-Indonesia.
“Keberhasilan Bank Jateng melewati tahun 2023, merupakan hasil kerja bersama seluruh jajaran, termasuk juga kepercayaan dan dukungan dari pemegang saham” ujar Irianto.
Editor: Fauzi