Google Indonesia meluncurkan program Tangkas Berinternet (#TangkasBerinternet) dalam rangka memperingati Hari Aman Berinternet Sedunia atau #Safer Internet Day# yang setiap tahunnya diselenggarakan pada 11 Februari.
Head of Public Policy Google Indonesia, Putri Alam mengatakan, ‘Tangkas Berinternet’ adalah sebuah program global literasi digital dan keamanan online yang dijalankan oleh Google, bertujuan untuk meningkatkan ketahanan berinternet anak-anak.
Program Tangkas Berinternet memuat sejumlah materi ajar untuk guru dan orang tua, situs terkait literasi digital, dan permainan berbasis web yang dapat membantu mengajarkan konsep literasi digital kepada anak-anak dengan bantuan guru dan orang tua.
“Jadi, ini materi ramah anak anak dan ramah untuk orang tua. Karena kadang-kadang, kita sebagai orang tua juga, kita nggak tahu, gimana sih internet yang aman, di sini ada tips tipsnya. Bagaimana orang tua merangkul anak anak serta guru bisa menerapkan di kurikulum kelas sehari hari,” kata Putri saat ditemui di Kantor Kemendikbud, Jakarta, Senin (10/2).
Putri juga menjelaskan program ini dilatar belakangi dari hasil Riset Google bersama dengan lembaga riset Fluent akan #Digital Wellbeing# tahun lalu menunjukan bahwa 1 dari 3 pengguna internet adalah anak – anak.
Dikatakan, internet membuka banyak peluang untuk bermain, belajar, dan bersosialisasi. Di saat yang sama, ini membuat anak-anak menghadapi risiko yang juga dihadapi orang dewasa.
“Buktinya, riset yang sama menunjukan bahwa 83% orang tua di Indonesia khawatir anak mereka terpapar konten yang tidak pantas atau berbahaya saat menggunakan teknologi digital,” jelas Putri.
Kedepan, Putri berharap program ini bisa diterapkan di sekolah-sekolah di seluruh Indonesia. Apalagi, kurikulum atau materi program #TangkasBerinternet ini bisa diunduh dengan mudah oleh para guru.
“Inginnya seperti itu dan idealnya seperti itu. Tetapi, sementara ini, kita sudah sediakan dan bisa di akses kapan saja, oleh siapa saja lewat website. Kurikulumnya juga mudah dan bisa diunduh sehingga, guru bisa dengan gampang menerapkan,” kata Putri.
Putri menyebut program tersebut bekerja sama dengan Yayasan Sejiwa dan Indonesia Online Child Protection (ID-COP) dan didukung oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI (Kemen PPA), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI (Kemdikbud), Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemkominfo).