Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menyambut baik keputusan Pemerintah India yang membebaskan produk serat optik mode tunggal (single mode optical fibre/SMOF) asal Indonesia dari Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP) safeguard.
SMOF merupakan jenis kabel yang terbuat dari serat kaca halus yang dirancang hanya untuk membawa mode sinyal cahaya tunggal dan menjadi bahan baku industri kabel fiber optik yang digunakan penyedia layanan internet dan telekomunikasi.
Pembebasan BMTP tersebut diputuskan Directorate General of Trade Remedies (DGTR) India berdasarkan laporan temuan akhir atas penyelidikan safeguard yang dirilis pada 27 Agustus 2020. Mendag Agus mengapresiasi DGTR India yang bekerja secara transparan dan objektif selama proses penyelidikan tersebut.
“Ini peluang yang bagus di tengah pandemi karena ekspor produk tersebut ke India kembali terbuka lebar. Eksportir harus dapat dengan bijak memanfaatkan peluang ini untuk menggenjot kinerja ekspor serat optik kita ke India,” kata Mendag, dalam siaran pers, 7/9.
DGTR dalam laporan akhirnya mengusulkan penerapan kewajiban safeguard sebesar 10 persen kepada semua negara kecuali negara-negara berkembang dengan pangsa impor di bawah 3 persen. Indonesia dan negara berkembang lainnya, kecuali Tiongkok, dibebaskan dari bea masuk safeguard karena pangsa impornya di India masih berada di batas aman.
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Didi Sumedi menyampaikan pandangan serupa. Eksportir Indonesia, kata Didi, harus mengambil momentum ini agar dapat memperluas akses pasar serat optik di India.
Sementara itu, Direktur Pengamanan Perdagangan Pradnyawati mengungkapkan optimismenya pasca Indonesia dibebaskan dari bea masuk safeguard di India. Senada dengan Mendag, Pradnyawati berharap eksportir Indonesia dapat bijak memanfaatkan momentum ini guna meningkatkan ekspor di India demi menjaga stabilitas perekonomian nasional.
Berdasarkan data BPS, kinerja ekspor produk serat optik Indonesia ke dunia menunjukkan tren yang menjanjikan pada dua tahun terakhir (2018—2019). Nilai ekspor produk tersebut pada 2018 mencapai USD 6,2 juta, lalu naik sebesar 30 persen menjadi USD 8,14 juta pada 2019.
Selaras dengan itu, ekspor serat optik mode tunggal Indonesia ke India pun meningkat. Tahun 2019, nilai ekspor produk tersebut ke India mencapai USD 162 ribu dan meningkat menjadi USD 217 ribu pada semester I tahun 2020. Meningkatnya nilai ekspor ini tak lepas dari tingginya permintaan dari India akan produk serat optik mode tunggal produksi Indonesia.














