Jakarta, ITWorks- Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN), Bambang PS Brodjonegoro kembali mengumumkan pendanaan penelitian untuk perguruan tinggi negeri non badan hukum (PTN non BH) tahun 2021 yang bersumber dari Biaya Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) sebesar Rp 632 miliar.
Pengumuman ini dilakukan secara virtual melalui aplikasi Zoom Meeting dari lantai 23 Gedung BJ Habibie jalan MH Thamrin no. 8 Jakarta Pusat yang juga disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube Kemenristek/BRIN pada Kamis (18/02), di Jakarta.
“Ada sepuluh perguruan tinggi non PTNBH penerima pendanaan penelitian yaitu Universitas Brawijaya Rp 11,98 miliar, Universitas Andalas Rp 10,8 miliar, Universitas Negeri Makassar Rp 10,4 miliar, Universitas Syiah Kuala Rp 9,8 miliar, Universitas Bina Nusantara Rp 9,4 miliar, Universitas Negeri Malang Rp 9,02 miliar, Universitas Riau Rp 8,9 miliar, Universitas Negeri Semarang Rp 8,7 miliar, dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta sebesar Rp 8,2 miliar. Pendanaan tersebut digunakan untuk mendanai penelitian tahun 2020 yang ditunda ke tahun 2021, penelitian lanjutan multi tahun, dan penelitian baru di tahun 2021,” ujar Menteri Bambang dilansir dalam siaran pers.
Dalam kesempatan itu, Menristek/Kepala BRIN juga menyampaikan bahwa arah kebijakan riset tahun 2021 adalah kepada Prioritas Riset Nasional (PRN), Riset dan Inovasi untuk Percepatan Penanggulangan Covid-19, Bakti Inovasi, dan dukungan manajemen.
“Program Prioritas Riset Nasional (PRN) diarahkan sebagai upaya untuk pemulihan ekonomi nasional melalui hilirisasi hasil penelitian teknologi tepat guna, mengurangi ketergantungan terhadap produk impor, komersialisasi dan peningkatan nilai tambah hasil penelitian, serta Frontier Technology. Pada tahun ini Kemenristek/BRIN juga akan fokus pada penanganan Covid-19 melalui pemanfaatan hasil penelitian terkait Covid-19,” jelas Menteri Bambang.
Selaras dengan Prioritas Riset Nasional (PRN) 2020-2024, Plt. Deputi Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristek/BRIN Muhammad Dimyati menyatakan bahwa penelitian di perguruan tinggi yang pendanaannya bersumber dari BOPTN pada tahun 2021 ini diarahkan kepada sembilan bidang fokus PRN, yaitu pangan dan pertanian; energi; kesehatan obat; transportasi; produk rekayasa keteknikan; pertahanan dan keamanan; kemaritiman; sosial humaniora; serta multi disiplin dan lintas sektor. Sembilan fokus riset tersebut diharapkan dapat mendukung rencana yang ditargetkan PRN untuk menghasilkan 49 produk riset dan inovasi yang dibuat dalam 80 tema dan 416 topik.
Terdapat beberapa karakteristik penelitian BOPTN seperti menghasilkan penelitian yang sesuai dengan prioritas nasional, meningkatkan diseminasi hasil penelitian dan perlindungan kekayaan intelektual, serta meningkatkan kapasitas dosen di perguruan tinggi. Program penelitian pendanaan BOPTN unggulan yang dirancang setiap tahun yaitu komitmen kerjasama pendanaan riset internasional, penugasan penelitian berbasis kompetensi, serta pendanaan penelitian untuk dosen perguruan tinggi klaster binaan dan madya untuk peningkatan kualitas penelitian.
“Pendanaan penelitian didistribusikan pada empat klaster perguruan tinggi, yaitu mandiri, utama, madya, dan binaan. Penilaian klasterisasi perguruan tinggi ini salah satunya didasarkan pada kinerja penelitian perguruan tinggi yang dilakukan pemetaannya setiap tiga tahun sekali untuk mengetahui perkembangan kualitas perguruan tinggi. Tahun 2021, klaster mandiri didanai sebanyak 1.267 judul dengan dana Rp 244 miliar, klaster utama didanai 1.121 judul dengan dana Rp 192 miliar, klaster madya 426 judul dengan dana Rp 67 miliar, dan klaster binaan 3.846 judul dengan dana Rp 86 miliar,” ungkap Dimyati.
Penerima pendanaan ini terdiri dari peneliti baru usulan tahun 2020 yang pendanaannya ditunda ke tahun 2021 sebanyak 1.629 judul penelitian dengan total dana Rp266 miliar, penelitian baru usulan tahun 2021 sebanyak 4.537 judul penelitian dengan total dana Rp185 miliar, penelitian lanjutan sebanyak 816 judul dengan dana sebanyak Rp138 miliar, dan dana penelitian untuk komitmen sebesar 43 M. Pendanaan untuk penelitian tersebut merupakan upaya Kemenristek/BRIN untuk meningkatkan angka partisipasi dosen atau peneliti dalam melaksanakan penelitian yang bermutu, meningkatkan kapasitas pengelolaan penelitian di perguruan tinggi, dan mendorong perguruan tinggi dalam menopang daya saing bangsa.
Turut hadir melalui video conference pada acara ini Plt. Sekretaris Kementerian Riset dan Teknologi/Sekretaris Utama BRIN Mego Pinandito; Plt. Direktur Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Kemenristek/BRIN Heri Hermansyah; serta para Rektor/Wakil Rektor/Perwakilan perguruan tinggi yang juga hadir melalui video conference. (AC)