Penulis: Fauzi
Sejumlah inovasi dihadirkan PT Pelni (Persero) sebagai buah dari transformasi digital yang terus diupayakan oleh perusahaan yang kini menginjak usia 69 tahun tersebut.
Berdasarkan Master Plan yang telah dibuat di tahun 2017, banyak program kerja yang telah selesai dilakukan PT Pelni. Meski di sebagian ada yang sedang berjalan, dan sebagian di antaranya dalam proses peningkatan.
”Jadi, (transformasi digital) akan berjalan terus-menerus untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan bisnis,” kata Dedi Rahmawan Putra, VP Teknologi Informasi PT Pelni (Persero), pada sesi penjurian Top Digital Awards 2021 yang digelar secara virtual.
Sebelum melompat ke aplikasi apa saja yang sudah dikembangkan, perlu diketahui bahwa PT Pelni saat ini telah memiliki 45 cabang dan 49 terminal poin. Mengoperasionalkan 26 kapal penumpang, 12 kapal barang, 20 kapal rede, 53 kapal perintis, dan 1 kapal ternak.
“Adapun strategi bisnis perusahaan, di 2020 – 2021 ini kita memasuki fase Sustainable Profitable Growth dan di tahun ke depan itu mulai dengan business expansion (2022 – 2024).
Adapun road map di 2020 – 2024 ini, ada beberapa strategi yang dijalankan oleh PT Pelni, yakni Market Development; Product Development; Operational Excellence : Proses Automation; Corporate Culture Strengthening; dan Digitalization –Design & Building. Ini secara spesifik disebutkan bahwa strategi digitalisasi ini dimasukkan dalam strategi bisnis perusahaan,” ungkap Dedi dalam paparannya yang mengusung judul ‘Transformasi Digital untuk Keberlangsungan Perusahaan’.
Lebih lanjut dikatakan Dedi, sebagai bagian dari PT Pelni, Divisi IT menerjemahkan strategi perusahaan itu menjadi visi dan misi perusahaan, dan dijabarkan dalam beberapa item program kerja di mana 2020 – 2021 fokus IT adalah develop integrated information system, membangun high availability infrastructure, dan enhanced information technology level.
“Insya Allah di tahun 2022 – 2024, kita akan maju ke digitalisasi customer experience, operational process, dan new business model. Memang dalam kenyataannya dengan adanya pandemi, pekerjaan ini (menjadi) dipercepat. Jadi, tidak harus menunggu 2022 sebagian pekerjaan juga sudah kita lakukan lebih awal,” kata Dedi.
Secara tegas Dedi mengatakan bahwa visi divisi IT (PT Pelni) adalah menjadi enabler transformasi digital dalam menumbuhkan bisnis perusahaan. Sementara misinya antara lain merealisasikan manfaat TI terhadap bisnis dan strategi PELNI Group; meraih kepuasan stakeholderTI; dan menjalankan proses-proses strategis dan operasional TI. “Adapun program kerja dan visi dan misi IT Pelni tadi, Divisi IT kita juga terjemahkan ke dalam beberapa program yang kita bagi dalam tiga kelompok, yaitu kelompok tata kelola, kelompok infrastruktur, dan aplikasi,” ungkapnya.
Aplikasi Unggulan
Kembali ke aplikasi unggulan yang telah dikembangkan PT Pelni yang tertuang di Master Plan perusahaan. Ada beberapa aplikasi utama yang diungkap, yang pertama adalah aplikasi MyCargoo! “Ini aplikasi penjualan angkutan barang yang sudah kita gulirkan di akhir 2020, dan masih berjalan sampai saat ini,” ujar Dedi.
Selanjutnya, PT Pelni juga telah mengembangkan aplikasi untuk perawatan kapal. Aplikasi tersebut dinamakan dengan Predictable Maintenance System (PMS). Saat ini, kata Dedi, aplikasi ini sedang rollout piloting di kapal KM Kelud.
“Kemudian kita juga memiliki aplikasi untuk Supply Chain Management, di mana implementasinya sudah berjalan mulai tahun 2019 kita rollout secara bertahap di beberapa kapal dan dilakukan enhancement terus-menerus seperti misalnya untuk penerimaan bahan makanan itu kita sudah menggunakan barcoding,” lanjut Dedi.
Sektor pembayaran nontunai juga menjadi salah satu yang dikembangkan oleh PT Pelni. Dalam hal ini PT Pelni mengimplementasikan cashless payment dengan bekerja sama dengan BRIVA, Bank Mandiri, BNI, dan memiliki satu payment gateway, yaitu Finnet.
“Kita juga sedang membangun aplikasi e-procurement, mudah-mudahan di awal tahun depan sudah mulai bisa digunakan. Kemudian ada juga aplikasi Human Resource Information System (HRIS) atau aplikasi SDM, ini terus menerus berkembang sejak kita bangun di 2019. Kita juga punya aplikasi untuk ticketing penumpang, aplikasinya disebut PPSS atau Pelni Passenger Service System, di mana di tahun 2021 kita sudah go live kan juga untuk over bagasinya,” tandasnya.
Lalu ada juga Integrasi System Legacy, di sini dijelaskan bahwa aplikasi-aplikasi tua sedikit demi sedikit dilakukan integrasi atau digantikan dengan aplikasi yang baru. PT Pelni juga membangun integrasi dengan anak usaha maupun pihak eksternal seperti Kementerian Perhubungan, PT Pelindo, kemudian Peduli Lindungi.
Secara singkat beberapa aplikasi lain yang dikembangkan PT Pelni mencakup Pelni Mobile yang saat ini sedang dalam proses upgrade, aplikasi Pecasy (Perintis Cargo System), aplikasi Planning and Budgeting yang sedang proses pengembangan diharapkan di tahun depan bisa go live. Selanjutnya ada juga aplikasi e-audit.
“Kemudian kita juga membenahi back end system kita menggunakan konsep microservice. Untuk implementasi pekerjaan kantor kita punya aplikasi e-Office, dan kita sedang mengembangkan untuk data analitiknya,” tandasnya.
Dalam rangka mematuhu protokol Covid-19, Dedi mengatakan bahwa aplikasi ticketing yang dimiliki PT Pelni kini juga terhubung dengan aplikasi Peduli Lindungi. Selain itu, aplikasi absensi di kantor PT Pelni juga sudah menggunakan protokol Covid-19, menggunakan QR Code, jadi tanpa ada sentuhan.
Sementara dari sisi infrastruktur, Dedi mengatakan bahwa PT Pelni sudah membangun disaster recovery center ayang berlokasi di Kantor Pusat Pelni, sementara site DRC-nya ada di data center TelkomSigma di Sentul. Masih dari sisi infrastruktur, PT Pelni juga terus-menerus untuk peremajaan perangkat, penambahan server dan storage, serta implementasi internet di atas kapal menggunakan teknologi VSAT Marine.
“Untuk tata kelola sendiri kita sudah implementasi beberapa tata kelola seperti SOP untuk data center, IT Maturity Self Assessment, SOP perangkat kerja, rencana strategis IT, Assessment Tata Kelola TI & Indi 4.0, Disaster Recovery Plan, kemudian Maritime Cyber Security. Kemudian tata kelola kebijakan IT, di 2020 kami mendapatkan nilai 2,93, dan di tahun ini sedang proses perhitungan maturity levelnya,” tutup Dedi.