Penulis: Abi Abdul Jabar Siddiq
Proses bisnis PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IX dari tahun ke tahun terus berkembang. Saat ini, selain berfokus pada core business seperti komoditas karet, kopi, teh dan gula pasir, PTPN IX juga terus memperkuat sisi non-core business-nya seperti produk agrowisata, produk Banaran Group dan pengembangan Kawasan Industri Batang yang masing-masing mempunyai potensi memberikan value yang maksimal kepada perusahaan.
Untuk menjaga kualitas produk, PTPN IX secara konsisten telah menerapkan beberapa standar mutu antara lain SNI 06-0001-1987, Sistem Manajemen Mutu (ISO 9001:2015), Sistem Manajemen Lingkungan (ISO 14001:2015), hingga Standar Lingkungan Rain Forrest Alliance khusus untuk komoditas teh.
Selain itu PTPN IX juga terus memperkuat strategi transformasi digital untuk menunjang kinerja bisnis dan mencapai visi perusahaan yakni menjadi perusahaan agrobisnis yang berdaya saing tinggi dan tumbuh berkembang bersama mitra.
Hal ini disampaikan oleh Setyanto,SE,M.Si, Kepala Sub Bagian Teknologi PTPN lX dalam wawancara penjurian Top Digital Awards 2021 yang diselenggarakan Majalah Top Business dan berlangsung secara virtual belum lama ini.
Setyanto mengatakan dalam upaya untuk melakukan langkah transformasi digital di PTPN IX, peran manusia khususnya generasi milenial menjadi sangat penting. Oleh karenanya, perusahaan mengeluarkan kebijakan kebijakan pengelolaan Human Capital TI dan Millenial dengan melakukan pelatihan berkala terkait teknologi baru yang bersinggungan langsung dengan proses bisnis perusahaan. Seperti IoT, Cloud Computing, Pemetaan Udara dll.
“Selain itu kami juga mempersiapkan karyawan dengan pelatihan dan soosialisasi berkala terkait implementasi SI ataupun aplikasi yang digunakan di PTPN IX. Ini juga menjadi salah satu upaya kami dalam membentuk digital culture di perusahaan,” kata Setyanto.
“Kami juga berupaya mengintegrasikan kesisteman (proses bisnis) perusahaan dengan Teknologi Informasi yang dikembangkan dan di implementasikan, Kemudian melakukan sosialisasi dan pelatihan dalam implementasinya. Sehingga memudahkan manajemen dalam menerapkan KPI karyawan dalam pemanfaatan dan penggunaan Teknologi Informasi,” sambungnya.
Dalam proses transformasi digitalnya, PTPN IX telah merilis sejumlah solusi IT unggulan berupa aplikasi yang dikembangkan secara in house atau mandiri oleh perusahaan. Beberapa aplikasi tersebut diantaranya;
Pertama, Agritech Management System (AMS), yakni Merupakan aplikasi terintegrasi untuk berbagai kegiatan operasional perusahaan seperti presensi, prestasi dan lokasi kerja karyawan sebagai dasar data awal biaya aktifitas. Aplikasi ini dikembangkan di tahun 2020 secara in-house bertepatan dengan adanya pandemic covid-19 yang mengharuskan minimnya kontak antar manusia demi mencegah penyebaran virus. AMS memiliki sejumlah fitur seperti Self Services, Presensi (face recognition), Geo Location, Offline Syncronisastion, Counting Produksi dll.
“Kehadiran AMS ini bagi kiami di perusahaan punya banyak manfaat seperti untuk meningkatkan integritas dan kedisiplinan karyawan terkait kehadiran dan prestasi kerja, Mempermudah proses olah data kehadiran, prestasi dan lokasi kerja menjadi sebuah informasi yang lebih mudah dibaca, Memudahkan proses pengambilan keputusan terkait prestasi atas kehadiran karyawan, hingga Optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi dalam meningkatkan efektifikas dan efisiensi kerja dan biaya,” ujar Setyanto.
Kedua, Aplikasi Human Resources Management atau HRMan, merupakan Aplikasi perizinan, perhitungan lembur dan data kehadiran karyawan PTPN IX.
“Pada aplikasi ini Karyawan dapat secara mandiri melakukan izin sakit, cuti, dinas, dispensasi, memo keterlambatan dan Lembur. kemudian data tersebut dikumpulkan dalam dashboard yang secara harian dapat dipantau oleh karyawan. Karyawan pelaksana juga dapat menghitung jam dan premi lembur secara otomatis dalam sistem,” terang Setyanto.
Untuk diketahui Perkebunan Nusantara IX saat ini memiliki wilayah kerja di Provinsi Jawa Tengah mengelola komoditi utama perusahaan yaitu karet, gula, tetes, teh dan kopi. Mengelola kebun sebanyak 15 unit, 8 Pabrik Gula, 1 Unit Wisata Agro dan 1 Unit Produksi dan Pemasaran Produk Hilir. Sejalan dengan perubahan lingkungan bisnis perusahaan PT Perkebunan Nusantara IX melakukan transformasi bisnis dalam unit kebun dan non kebun. Transformasi bisnis di unit kebun antara lain penanaman tebu sendiri di lahan HGU hasil konversi dari tanaman karet untuk memenuhi kebutuhan bahan baku tebu.
Perusahaan juga melakukan penanaman budidaya kayu secara monokultur di lahan yang kurang cocok untuk komoditi pokok dan intercrop di lahan-lahan marjinal untuk pemanfaatan lahan seperti ditepi kanan dan kiri jalan dan lahan yang terlalu curam. Selain itu perusahaan juga mengelola budidaya hortikultura dalam rangka optimalisasi lahan untuk menambah pendapatan perusahaan yaitu tanaman buah-buahan seperti jeruk, buah naga, pisang, serta tanaman untuk minyak atsiri yaitu sereh wangi. Tranformasi bisnis yang dilakukan dalam unit non kebun yaitu optimalisasi kawasan potensial untuk wisata agro, resort dan cafe, serta produksi dan pemasaran produk hilir.
Saat ini PTPN IX memliki 9 kawasan wisata agro, 4 resort yang terdiri dari 1 Banaran Resort yang dikelola oleh unit usaha non kebun dan 3 resort yang dikelola oleh kebun serta 8 cafe Banaran 9 Coffee and Tea. Di samping itu, perusahaan juga telah mengembangkan beberapa produk hilir sebagai produk konsumsi seperti Kopi Luwak, Banaran Kopi Premium, Teh Kaligua, Teh Semugih, Gula 9, dan Sirup Pala. Ke depan PT. Perkebunan Nusantara IX akan dikembangkan menjadi perusahaan perkebunan dengan bisnis karet sebagai tulang punggung (keluasan mendekati 50.000 Ha), dan bisnis Gula sebagai salah satu penopang pendapatan perusahaan. Sehingga mampu menjadi perusahaan agribisnis yang memiliki landasan yang kokoh, berdaya saing tinggi, tumbuh dan berkembang bersama mitra secara berkelanjutan.














