Jakarta, Itech- Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) meluncurkan buku outlook teknologi kesehatan yang memberi gambaran tentang pengembangan teknologi kesehatan dalam rangka mewujudkan kemandirian dan meningkatkan daya saing industri farmasi dan alat kesehatan nasional.
“Buku ini memuat teknologi untuk industri farmasi dan alat kesehatan yang diproyeksikan hingga tahun 2035,” kata Kepala BPPT Unggul Priyanto saat peluncuran outlook dilakukan bersamaan dengan pameran LabIndonesia 2015 di Jakarta Convention Center, (13/4). Selain Unggul, hadir pula Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir, , Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Linda Maura Sitanggang.
Buku ini, lanjut Unggul dilengkapi analisis, proyeksi dan kebutuhan produksi industri farmasi dan alat kesehatan.”BPPT sudah berinovasi seperti pembuatan garam farmasi, pati farmasi, glukosa farmasi, obat-obatan herbal dan bahan pencampur pil. Bahkan BPPT terlibat dalam rancang bangun pabrik garam farmasi. Hal ini untuk mewujudkan kemandirian dan daya saing industri nasional,” tuturnya.
Outlook teknologi kesehatan ini akan disusun berkala yakni edisi tahun 2016, 2017, 2018 dan 2019. Lingkup teknologi yang akan dianalisis meliputi teknologi produksi bahan baku obat, teknologi produksi biologi dan biosimilar, teknologi produksi sediaan produk herbal dan teknologi produksi alat kesehatan serta in vitro diagnostic.
Sementara itu, Menristek Dikti Mohamad Nasir mengatakan, dalam pengembangan riset teknologi farmasi dan alat kesehatan diperlukan kerja sama peneliti, regulator dan industri. Sebab menurutnya, banyak peneliti terbentur di skala industri. Di samping itu regulasi juga harus mendorong pengembangan riset tersebut.
Mohamad Nasir mengatakan, “baru 30 persen industri farmasi dan alat kesehatan yang dibuat dalam negeri, 70 persennya masih buatan luar negeri. Produk kita harus kompetitif, berkualitas dan mampu bersaing di kelas dunia. “Bahan baku obat yang beredar saat ini 90 persennya impor. Bagaimana peneliti-peneliti ke depan bisa mengembangkan hal ini untuk mengadaptasi kebutuhan masyarakat kita,” katanya lagi. (red/ju)