Jakarta, Itech- Pusat Peragaan Iptek ( PP-Iptek) Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) kembali menyelenggarakan kompetisi roket air nasional (KRAN) di Puspiptek Serpong, Jumat (7/10). Jakarta. Kompetisi ini merupakan ajang adu kreativitas di bidang teknologi kedirgantaraan, dimana roket air digunkan sebagai salah satu medianya.
Direktur Sistem Inovasi Kemenristekdikti Ophirtus Shumole mengatakan, kompetisi KRAN selama dua hari (7-8 Oktober) menjadi langkah akhir peserta menuju kompetisi roket air internasional pada ajang Asia Pasific Space Forum (APRSAF) di Manila, Filipina. Ajang tersebut diikuti 98 siswa usia 12-16 tahun dari beberapa sekolah di seluruh Indonesia.
Roket air yang dibuat oleh siswa dengan panduan dari PP-Iptek tersebut berasal dari bahan sederhana, seperti botol air, plastisin, dan infraboard. Bentuknya pun menyerupai roket dengan tinggi sekitar 50 sentimeter. Roket air menjadi media pembelajaran untuk fisika, aerodinamika, dan kedirgantaraan. “Yang terpilih yakni enam siswa akan mewakili Indonesia dan bersaing di ajang internasional di Manila pada 12-13 November 2016,” tambahnya.
Seleksi peserta KRAN 2016 dilakukan dengan melibatkan “science center” provinsi, di antaranya Jabodetabek, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Lampung, Sumatera Barat dan Kalimantan Barat. Pendampingan Lapan kepada peserta terbaik bertujuan untuk menambah kemampuan membuat dan meluncurkan roket air karena mereka akan mewakili Indonesia di ajang internasional.
‘Teknologi roket air semakin lama semakin canggih sehingga Lapan harus memberikan pendampingan agar peserta dapat kompetitif di tingkat internasional,’ tegasnya. “Tahun ini kami akan lakukan pendalaman dan pelatihan bagi enam peserta terbaik. Kami siap menampung mereka di Pusat Teknologi Roket Tarogong,” kata Kepala Biro Kerjasama, Hubungan Masyarakat, dan Umum LAPAN Christianus Ratrias Dewanto . (red/ju)














