Jakarta, ItWorks- Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menjalin kemitraan dengan Program Beasiswa Chevening Pemerintah Inggris untuk pengembangan sumber daya manusia (SDM) sektor digital. Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) program Beasiswa Kominfo-Chevening dilakukan (30/05/2024), di Kantor Kedutaan Besar Inggris Jakarta Selatan.
“Program beasiswa luar negeri bagi para talenta muda Indonesia itu menjadi investasi bagi pengembagan talenta digital yang unggul. Sejak tahun 2007 itu menjadi komitmen dalam investasi dalam bidang pendidikan. Termasuk memberikan dukungan beasiswa bagi 91 penerima beasiswa untuk belajar di Inggris, dan tujuh di antaranya dibiayai lewat kerja sama Program Chevening,” ungkap Wamen Kominfo, Nezar Patria dalam Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) Beasiswa Kominfo-Chevening, dilansir Biro Humas Kementerian Kominfo dalam siaran pers, baru-baru ini.
MoU yang menekankan pada kemitraan Kementerian Kominfo dan Program Beasiswa Chevening akan mulai pada tahun akademik 2025-2026 dan berlangsung untuk jangka waktu tiga tahun. Menurutnya, Program Beasiswa Chevening termasuk salah satu beasiswa yang sangat kompetitif. “Pengalaman saya pribadi, waktu itu yang mendaftar sekitar tiga ribuan orang, yang diterima hanya 36 orang. Jadi memang sangat kompetitif. Tetapi jangan pernah putus asa. Coba terus,” ujarnya.
Penandatanganan MoU dilakukan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Kominfo Hary Budiarto dengan Head of Economic and Digital British Embassy Jakarta Samuel Hayes.
Kepala BPSDM Kementerian Kominfo, Hary Budiarto mengatakan, program Beasiswa Kominfo-Chevening dirancang untuk mempersiapkan individu dengan keterampilan dan pengetahuan digital yang sangat pesat. “Kami berharap kolaborasi ini akan melahirkan bakat-bakat unggul di bidang digital yang meraih kesuksesan besar dan membawa kehormatan bagi bangsa kita.
Beasiswa Kominfo-Chevening setiap tahun akan menyediakan peluang bagi lima orang bibit unggul dari Indonesia. Fasilitas pembiayaan mencakup biaya pendidikan termasuk ujian dan tesis, biaya hidup bulanan, hingga biaya perjalanan pesawat ke dan dari negara asal. “Para penerima beasiswa ini tidak hanya akan berkontribusi pada ekosistem digital negara kita, tetapi juga mewakili kekuatan dan potensi sumber daya manusia kita di panggung global,” pungkasnya. (AC)