Jakarta, ItWorks- Asosiasi Eksportir dan Produsen Indonesia (ASEPHI) resmi mengumumkan susunan personil pengurus baru hasil rapat Formatur MUNAS IX ASEPHI 2024 dengan memilih Dr. H. Muchsin Ridjan SE., MM. sebagai Ketua Umum periode 2024 – 2029. Di awal sambutan di hadapan pengurus, ketua terpilih ini juga mencanangkan 5 (lima) program prioritas, salah satunya melakukan digitalisasi, baik di sistem manajemen organisasi maupun pengembangan sistem aplikasi untuk meningkatkan daya saing dan kinerja usaha para anggota.
Informasi yang ditunggu-tunggu para anggota ASEPHI seluruh Indonesia dari Tim Formatur hasil Munas ASEPHI ke-9 pada 22-24 Juli lalu, terkait penentuan pengurus baru, akhirnya terjawab. Pada hari ini (08/08/2024), ASEPHI secara resmi melakukan pengumuman hasil rapat formatur serta memperkenalkan personalia dan susunan pengurus baru dengan kembali memilih Dr. H. Muchsin Ridjan SE., MM sebagai Ketua Umum periode 2024 – 2029. Pengurus lain, di antaranya Sekretaris Jendral -MN Azis Bakhtiar SE, Bendahara Umum- Syamsul Huda SE, Wakil Ketua Umum -Ir. Hatman, Wakil Ketua Umum 2 -Hj. Baby Jurmawati Djuri SS., Wakil Ketua Umum 3 – H. Muchamad Ali Jufry.
Dalam sambutannya, Ketua Umum ASEPHI H. Muchsin Ridjan mengungkapkan bahwa pengurus baru akan berupaya maksimal menjembatani dan menyalurkan aspirasi pengusaha dan perajin di bidang kerajinan dan lebih mendorong jiwa kewiraswastaan profesional, sekaligus mendukung usaha pemerintah menyukseskan program Pembangunan Ekonomi Nasional. Dengan berpegang pada visi utama ASEPHI, dalam kesempatan itu juga disampaikan lima pilar program yang disesuaikan dengan tuntutan perkembangan saat ini, salah satunya yakni digitalisasi.
“Transformasi menjadi organisasi yang lebih adaptif dan informatif melalui digitalisasi adalah jalan yang akan ditempuh kepengurusan saat ini. Di era saat ini, melakukan transformasi digital sudah menjadi tuntutan yang tak terelakkan, baik untuk organisasi maupun dalam upaya meningkatkan daya saing dan mendukung kinerja usaha para anggota. Banyak aspek yang memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas, termasuk dalam hal berkomunikasi dan berorganisasi,” ujarnya dalam sambutan di hadapan pengurus dan perwakilan ASEPHI Seluruh Indonesia yang berlangusng (08/08/2024), di Jakarta.
Ditambahkan, transformasi dan penguatan sistem digital, menjadi hal penting untuk diterapkan oleh para pelaku ASEPHI di tanah air. Implementasi sistem digital akan menjadi kunci upaya daya saing dan mendukung percepatan peningkatan ekonomi nasional, termasuk dalam upaya meningkatkan produktivitas dan kinerja pelaku dunia kerajinan. Mulai dari perajin, produsen, pedagang, dan eksportir produk kerajinan Indonesia agar makin berdaya saing dalam menembus pasar luar negeri.
“Beragam bentuk digitalisasi yang banyak digunakan, mulai dari aplikasi komunikasi hingga marketplace, telah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Indonesia sehari-hari. Di kepengurusan periode ini, platform INACRAFT marketplace yang telah dirintis pada periode lalu akan dikembangkan menjadi marketplace khusus produk kerajinan asli Indonesia, baik secara retail maupun B2B. Selain itu juga dapat menjadi platform bagi ASEPHI untuk sistem keanggotaan dan program-program ASEPHI dengan cara berkolaborasi dengan berbagai startup lokal,” paparnya.
Selain kitu juga ada empat program lain yang juga jadi prioritas. Pertama Pengutan Organisasi. ASEPHI sebagai sebuah organisasi akan terus diperkuat, termasuk dukungan transformasi teknologi digital agar bisa dapat terus beradaptasi melakukan perbaikan, baik secara internal maupun hubungan eksternal. “Transformasi menjadi organisasi yang lebih adaptif dan informatif adalah jalan yang akan terus ditempuh oleh kepengurusan ini,” ujarnya.
Hubungan antara BPP, BPD, serta BPC ASEPHI seluruh Indonesia akan terus diperkuat agar operasional dalam organisasi semakin kuat. Relasi antar organisasi sejenis juga akan semakin dipererat. Seperti dengan Kamar Dagang & Industri Indonesia (KADIN), Asosiasi Industri Permebelan & Kerajinan Indonesia (ASMINDO), Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), dan lainnya.
Kedua, meningkatkan kolaborasi pada lingkungan yang dinamis agar makin kompetitif, tdrmasukj dengan pihak luar. Kolaborasi ini telah terjalin dan akan semakin ditingkatkan, yang di antaranya dibuktikan dengan adanya kegiatan pameran INACRAFT beberapa waktu lalu yang berkolaborasi dengan Kementerian Hukum dan HAM untuk mengesahkan potensi dari bisnis anggiota, seperti kuliner nusantara yang juga bagian dari kerajinan nusantara.
“ASEPHI juga berkolaborasi dengan berbagai startup digital dalam acara INACRAFT seperti, Silversea, Tokopedia, Olsera, Doku, dan sebagainya. Pada masa mendatang, diharapkan ASEPHI akan semakin melebarkan sayapnya guna memperluas jaringan dan bekerja sama dengan pihak-pihak lain,” ujarnya.
Prohgram priotas berikutnya yakni penguatan ekspor, di mana ASEPHI akan berfokus sebagai wadah bagi para eksportir. Pengembangan bagi para anggota yang semula hanya berorientasi di pasar domestic, akan dibina dan diarahkan untuk dapat memasuki pasar internasional.
“Konsep ekspor yang biasanya dipahami sebagai kegiatan pengiriman barang ke luar negeri dengan volume besar, kini diubah agar dapat dilakukan juga dalam volume kecil. Ini memungkinkan ekspor dapat dilakukan dalam skala ritel melalui kerjasama dengan berbagai pihak terkait,” ujarnya.
Program kelima (5) yakni banyak mdendorong adanya inovasi. ASEPHI, sebagai organisasi yang memperhatikan perkembangan zaman, akan menjadikan inovasi sebagai salah satu dasar program untuk penguatan anggota. Langkah ini telah dimulai dengan dibentuknya Talam INACRAFT menjadi bagian dari Pameran INACRAFT.
Saat ini, ASEPHI juga dalam proses untuk memasukkan alat-alat musik sebagai bagian dari kerajinan tangan nusantara. Dalam pengembangan kualitas produk dan anggota, ASEPHI mengikuti berbagai sertifikasi produk untuk pasar nasional dan internasional. Termasuk juga sertifikasi di bidang pengembangan SDM untuk meningkatan kompetensi dan profesionalisme di skala internasional.
ASEPHI juga berupaya meningkatkan peran di kancah internasional melalui ASEAN Handicraft Promotion & Development Association (AHPADA), World Crafts Council (WCC), dan The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), agar produk INACRAFT dapat menjadi trademark kerajinan asli Indonesia. (AC)