PT Hotel Indonesia Natour (HIN) atau InJourney Hospitality, yang tergabung sebagai member holding BUMN pariwisata InJourney memiliki komitmen tinggi dalam transformasi digital di seluruh lini bisnisnya.
Melalui transformasi digital HIN bertekad untuk menjadi perusahaan perhotelan terkemuka dan menciptakan sinergi ekosistem pariwisata yang menonjolkan aspek warisan dan budaya Indonesia serta memberikan pengalaman terbaik bagi para customer-nya.
Hal ini seperti disampaikan oleh Rickent Putra Haki, Group Head of Information Technology PT HIN dalam wawancara Top Digital Awards 2024 yang diselenggarakan Majalah It Works secara virtual pada Senin (04/11).
“Kami di Injourney Hospitality menjadikan transformasi digital sebagai garda terdepan untuk mendukung target perusahaan dalam menciptakan sinergi ekosistem pariwisata Indonesia yang bersifat holistik, inklusif, dan kolaboratif serta mengedepankan wajah dari warisan budaya Indonesia. Jadi selain berfokus pada profabilitas, HIN sebagai perusahaan pada bisnis hotel di Indonesia ingin berkontribusi pada sektor pariwisata bersamaan dengan mempertahankan kebudayaan Indonesia,” kata Rickent.
“Kemudian juga melalui IT kita ingin memberikan layanan atau customer experience yang memang lebih baik sehingga bisa meningkatkan customer satisfaction terhadap jaringan hotel yang kita kelola,” sambung dia.
Sebagai sub holding BUMN Perhotelan, saat ini HIN memiliki peran untuk mengelola dan mengoperasikan hotel hotel yang dimiliki oleh BUMN di Indonesia. Dimana, hingga tahun 2024 HIN telah mengelola 40 properti yang terdiri dari 34 hotel beroperasi, 2 properti beroperasi, 3 hotel dalam renovasi, dan 1 hotel dalam jeda operasi, tersebar dari barat hingga timur Indonesia. Perusahaan menargetkan menambah 40 hotel hingga tahun 2029 dan bertekad menjadi top 5 hotel chain terbesar di Indonesia.
Strategi Transformasi
Rickent mengatakan salam menjalankan proses transformasi digital, HIN dihadapkan pada sejumlah permasalahan dan tantangan. Salah satunya adalah belum adanya standarisasi dan integrasi di 40 hotel yang dikelola yang menyebabkan sulitnya menjaga standar layanan.
“Karenanya pada periode awal berdasarkan pada IT Masterplan 2020-2024, kita berfokus pada pembangunan infrastruktur IT yang memadai dan membuat standarisasi infrastruktur IT yang sama di antara hotel-hotel yang kita kelola saat ini. Disamping itu kita juga berfokus pada peningkatan keamanan data, pengembangan sistem manajemen terintegrasi hingga pelatihan dan sertifikasi untuk peningkatan SDM TI,” kata Rickent.
“Tujuannya tentu saja sebagai mana visi transformasi kami yaitu untuk mencapai efisiensi operasional lebih tinggi, akuntabilitas investasi meningkat, juga agar bisa memberikan nilai tambah bagi customer melalui digital customer experience,” tambah dia.
Rickent mengungkapkan untuk mengelaborasi tantangan dan mencapai visi transformasi di atas, perusahaan telah menetapkan sejumlah strategi.
Pertama, IT Operational Excellence, yakni sebuah proses untuk membangun properti manajemen sistem dengan standar yang sama pada masing-masing hotel yang dikelola serta memiliki standar yang sesuai dengan yang ada di industri untuk kemudian dapat beroperas dengan baik dan menunjang semua proses atau kegiatan operasional yang ada di semua hotel.
“Setelah masing-masing sistem di hotel ini terbentuk dengan excellent lalu strategi yang kedua adalah membangun Integrated Enterprise System. Dimana disini kami berupaya menghubungkan satu sistem dengan sistem yang lain, tidak hanya antar-hotel tapi juga antar masing-masing modul sistem yang ada di hotel, dengan antar sistem yang ada di ekosistem yang kami miliki,” terang Rickent.
Strategi terakhir adalah menciptakan Digitalize Customer Experience. “Ketika semua data tadi tersambung kita bisa memahami customer dengan lebih baik kita bisa memberikan layanan yang lebih tepat, terdigitalisasi dan dapat meningkatkan kepuasan daripada pelanggan,” imbuh Rickent.
Dengan demikian, pada intinya perusahaan pada periode 2020-2024 berdasarkan IT Master Plan di atas memiliki target untuk membangun sebuah standarisasi yang sama untuk menjadi one data InJourney Hospitality yang mana didalamnya mencakup, one data customer, one data employees, one data services dan one data Finance.
“Kemudian pada periode selanjtnya pada penyusunan IT Masterplan 2025-2029, kami akan mulai berfokus pada IT operational excellence, integrasi sistem dan juga memnghadirkan digital customer experience. Dengan target yang kami tetapkan ini, harapannya secara pragmatis orang-orang atau para pengunjung melalui Hotel kita, kita ingin menciptakan rasa bangga terhadap budaya hospitality Indonesia, terhadap warisan warisan kebudayaan Indonesia, itu semua InJourney Hospitality akan menjadi etalasenya,” jelas Rickent.
Solusi Bisnis Unggulan
Melalui strategi transformasi yang dijalankan, HIN berhasil menghadirkan dua solusi bisnis unggulan. Pertama yakni Executive Dashboard. Executive Dashboard adalah dashboard yang memungkinkan manajemen group dan stakeholder melihat kondisi bisnis secara 360 derajat secara real time untuk mendukung pengambilan keputusan.
Rickent mengatakan melalui integrasi data dari upstream hingga downstream system, manajemen dari setiap hotel dapat mengetahui kondisi bisnis secara holistik melalui eksekutif dashboard. Dimana Ada tiga fitur atau manfaat yang dapat diperoleh melalui eksekutif dashboard ini:
1. Dashboard Monitoring Progress Operasionalisasi KEK Sanur
2. Dashboard Monitoring Performance All Hotel
3. Dashboard KPI and Bidget Performance
“Jadi dari sisi Project management kita sudah bisa memonitor aktivitas by aktivitas, kita memiliki dashboard operasionalisasi terkait dengan pengembangan KEK Sanur yang merupakan salah satu lini Bisnis kita, kita juga punya dashboard monitoring performance semua hotel kita yang sebanyak 40 hotel. Sehingga kita ketika melakukan benchmarking atau kita mau menerapkan suatu strategi terhadap satu hotel itu sudah senjatanya ada di dashboard ini,” ujar Rickent.
“Yang terakhir adalah dari KPI dan budget performance sudah kita monitor by dashboard. Jadi setiap bulan kalau kita mau melihat various analysis, rencana-rencana kerja kita secara angka nominal tidak performing dimana kita bisa tahu apa penyebabnya. Misalkan kalau revenue kita tidak tercapai sebabnya itu karena apa apakah karena pendapatan room, atau pendapatan FnB dan seterusnya kita bisa analisis sampai detail,” ujar dia.
Solusi bisnis unggulan kedua adalah HIG Rewards mobile apps. HIG Rewards merupakan sebuah program khusus dalam platform loyalty program yang didesign untuk mengapresiasi dan memberikan penawaran terbaik kepada pelanggan.
“Program tersebut dirancang untuk meningkatkan pengalaman pelanggan sekaligus mengapresiasi loyalitas pelanggan Hotel Jaringan HIG di manapun berada,” kata Rickent
Pelanggan yang sudah tergabung dalam HIG Rewards akan mendapatkan berbagai benefit seperti potongan harga hingga 5% untuk pemesanan kamar, potongan harga hingga 15% untuk transaksi di restoran dan juga berbagai pelayanan khusus selama menginap di hotel jaringan HIG.
HIG Rewards tersedia untuk seluruh pelanggan dengan pendaftaran gratis dan cara yang sangat mudah, pelanggan dapat mengakses atau download HIG Rewards Apps melalui Play Store atau Apple Store atau Google Store, kemudian mengisi data lengkap dan langsung dapat menikmati berbagai keuntungan menarik saat melakukan pemesanan hotel dan restaurant hotel melalui HIG Rewards Apps.
Level membership pada HIG Rewards terdiri dari 3 jenis yaitu Silver, Gold dan Platinum. Dengan bertransaksi di seluruh hotel HIG, member HIG Rewards akan mendapatkan point yang dapat ditukarkan dengan voucher nominal mulai dari Rp50.000 hingga Rp200.000.
Tidak hanya itu, bagi member HIG Rewards yang setia bertransaksi maka di akhir tahun akan ada rewards Gratis Menginap Bersama Keluarga di hotel HIG.
Editor: Fauzi