PT PP (Persero) Tbk (PTPP) telah melakukan penandatanganan kontrak pembangunan pabrik peleburan (smelter) berteknologi Rotary Kiln Electric Furnance (RKEF). Pembangunan itu dilakukan bekerjasama dengan PT Ceria Nugraha Indotama (CNI).
Kerjasama itu ditandatangani oleh Kepala Divisi EPC Nurlistyo Hadi dan Direktur Utama CNI Derian Sakmiwata. Proses penandatanganan dilakukan di kantor CNI pada April 2019 yang lalu.
Kelanjutan dari kerjasama itu berlanjut hingga prosesi groundbreaking proyek pembangunan pabrik smelter di Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka Sulawesi Tenggara. Acara pemancangan tiang pertama tersebut ditandai dengan penekanan tombol bersama yang dihadiri oleh Direktur Operasi 3 Perseroan Abdul Haris Tatang, Direktur Utama PT CNI Derian Sakmiwata, Menteri PANRB Syafruddin, Wakil Menteri ESDM Archandra Tahar, Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi dan Bupati Kolaka Ahmad Safei.
Selain itu, dalam pelaksanaan groundbreaking turut dihadiri oleh Jajaran Manajemen Perseroan dan PT CNI.
“Dalam pembangunan proyek Smelter ini, Perseroan berperan sebagai kontraktor yang akan bertanggung jawab dalam penyelesaian proyek yang akan bekerjasama dengan partner konsorsium ENFI (BUMN China) dimana Perseroan optimistis dapat menyelesaikan proyek tersebut selama 24 (dua puluh empat) bulan. Dengan keberhasilan Perseroan sebagai kontraktor EPC yang telah memiliki berbagai pengalaman dalam mengerjakan proyek-proyek pembangkit serta minyak dan gas, maka saat ini Perseroan mulai terjun ke area industri proses pengolahan mineral”, kata Abdul Haris, (17/6).
Proyek pembangunan smelter feronikel ini akan menelan investasi Rp 4 triliun untuk tahap I dan akan dilanjutkan tahap berikutnya dengan nilai total investasi mencapai Rp 14,5 triliun. Pabrik smelter ini memiliki total kapasitas sebesar 4×72 MVA.
Pabrik pemurnian ini ditargetkan akan dapat beroperasi pada tahun 2021 dan nantinya diperkirakan akan memproduksi sekitar 229.000 ton Feronikel (FeNi) setiap tahunnya dengan kadar nikel 22-24%.
Pembangunan pabrik Smelter ini menggunakan teknologi RKEF yang terdiri dari 4 (empat) tanur listrik jenis rectangular dimana teknologi ini merupakan yang pertama di Indonesia.
Kontrak Baru April 2019
“Sampai dengan April 2019 ini, Perseroan berhasil membukukan kontrak baru sebesar Rp10,57 triliun atau berhasil merealisasikan perolehan kontrak baru sebesar 21% dari total target yang ditetapkan oleh Manajemen Perseroan, yaitu sebesar Rp50,30 triliun di tahun 2019 sehingga Manajemen optimistis target kontrak baru tahun ini akan tercapai,” kata Direktur Utama PTPP Lukman Hidayat.
Pencapaian kontrak baru sebesar Rp 10,57 triliun tersebut terdiri dari kontrak baru Induk Perseroan sebesar Rp 9,23 triliun dan anak perusahaan sebesar Rp 1,34 triliun.
Beberapa proyek yang berhasil diraih Perseroan sampai dengan April 2019, antara lain RDMP RU V Balikpapan Tahap II sebesar Rp 3,38 triliun, Jalan Tol Indrapura Kisaran (lanjutan) sebesar Rp 3 triliun, Pesantren Mualimin Yogyakarta sebesar Rp 470 miliar, Runway Soetta Section 1 (pekerjaan tambah) sebesar Rp 455 miliar, Kereta Api Makassar Pare-Pare sebesar Rp 450 miliar, Sapras SPBU Rest Area sebesar Rp 334 miliar, RSUD Soreang sebesar Rp 269 miliar, dan seterusnya.
Sampai dengan April 2019, perolehan kontrak baru dari BUMN mendominasi perolehan kontrak baru Perseroan dengan kontribusi sebesar 65,88%, disusul oleh Swasta sebesar 25,04% dan Pemerintah (APBN) sebesar 9,08% dari total perolehan kontrak baru.
Sedangkan, perolehan kontrak baru berdasarkan jenis atau tipe pekerjaan, yaitu Power Plant sebesar 33,70%, Jalan & Jembatan sebesar 28,46%, Gedung sebesar 24,58%, Airport sebesar 4,31%, Railway sebesar 4,26%, Industri sebesar 3,06% dan Irigasi sebesar 1,66%.