Perusahaan pembesut solusi keamanan siber global, Kaspersky, mengungkap sejumlah temuan terkait serangan siber, khususnya di wilayah Asia Tenggara di sela-sela acara peluncuran portfolio solusi konsumen terbarunya.
Dalam keterangan resminya, disebutkan bahwa tahun lalu, solusi Kaspersky memblokir sebanyak 505.879.385 serangan dari sumber online secara global pada tahun 2022. Web Anti-Virus perusahaan juga memblokir 109.183.489 objek berbahaya yang unik, mencerminkan peningkatan sebesar 69% dibandingkan tahun 2021.
Untuk kawasan Asia Tenggara, jumlah percobaan mobile malware yang dicegah oleh Kaspersky adalah 207.506, di mana Indonesia menyumbang 126.906. Ini menempatkan Indonesia di peringkat 1 regional dalam hal deteksi mobile malware.
Selain itu, total 108 deteksi trojan mobile banking dan hampir lima juta (4.931.367) upaya phishing hingga hampir 25 ribu (24.642) upaya phishing kripto juga menargetkan pengguna di dalam negeri telah berhasil diblokir oleh Kaspersky untuk tahun 2022.
“Pada titik ini, kita dapat melihat bahwa penjahat siber masih berupaya mengembangkan fungsionalitas malware dan vektor penyebarannya, maka penting bagi kita untuk tetap waspada,” kata Adrian Hia, Managing Director Kaspersky untuk Asia Pasifik, hari ini (25/7/2023).
“Pemantauan kami menunjukkan bahwa malware semakin menyebar melalui saluran yang sah seperti pasar resmi dan iklan di aplikasi populer. Ini berlaku untuk aplikasi penipuan dan malware mobile banking yang berbahaya. Sebenarnya ini merupakan tanda positif bahwa orang-orang sekarang sadar akan ancaman dunia maya namun kesadaran saja tidak cukup—idealnya harus diiringi dengan tindakan,” tambahnya.
Upaya serangan siber akan terus berkembang dalam hal teknis, target, dan eksekusi. Baru-baru ini, kasus dugaan kebocoran data pengguna Indonesia dan penipuan pembayaran berbasis QR kembali muncul ke permukaan.
Selain tantangan risiko dunia maya di atas, kami juga memantau masa depan yang menjanjikan dari kemajuan teknologi. Sebagai contoh, penerapan kecerdasan buatan atau AI (artificial intelligence) di Indonesia diprediksi akan menghasilkan nilai ekonomi hingga mencapai Rp 5.299 triliun.
Pakar di Kaspersky juga telah mengungkap prediksi konsumen teratas untuk tahun 2023 mulai dari balkanisasi internet, ponsel cerdas menggantikan dokumen kertas, hingga privasi metaverse. Namun, semua ini tidak dapat diimplementasikan dengan sempurna tanpa keamanan dan perlindungan yang memadai.
“Oleh karena itu, penting bagi pengguna untuk memiliki jawaban atas semua skenario yang mungkin terjadi, sehingga mereka dapat terus menjalani kehidupan digital dengan percaya diri – apakah itu ‘bertani emas’ di MMORPG favorit mereka, memperkenalkan anak-anak ke tablet pertama mereka, mengatur panggilan video untuk anggota keluarga yang lebih tua, atau sekadar ingin menjelajahi dan mencoba hal besar berikutnya seperti membangun rumah pintar atau mengikuti tur ‘metaverse’,” tandas Hia.
Untuk menanggapi tantangan dan kebutuhan yang berkembang ini, Kaspersky telah menata ulang perlindungan konsumennya “melampaui Antivirus” dan menerapkan pendekatan baru serta visi evolusionernya untuk tahun-tahun mendatang.