Jakarta, ItWorks- Meningkatnya aktivitas digital di kalangan dunia usaha, institusi, maupun lembaga pemerintah sejak pandemi Covid-19, turut mendongkrak kebutuhan kapasitas infrastruktur untuk trafik data maupun penyimpanan (data ceter) berbasis cloud. Tak pelak vendor dan penyedia solusi cloud seperti PT. Sigma Cipta Caraka atau Telkomsigma justru menangguk peluang besar di saat pandemi ini.
Terjadinya lompatan baru transformasi digital di tengah pandemi, tak lepas dari perilaku masyarakat yang kian banyak bergeser ke ranah cyber atau dunia maya dalam berbagai aktivitas. Seperti belanja dengan sistem online, bekerja (Work From Home/WFH), pelayanan medis jarak jauh (telemedicine), rapat melalui virtual meeting dan aplikasi video conference, transaksi pembayaran dengan produk uang digital atau financial technology (fintech), serta berbagai kegiatan lainnya.
Mengantisipasi adanya lompatan baru digitalisasi yang memicu adanya lonjakan data digital, banyak pelaku usaha, institusi dan lembaga yang juga mulai mengembangkan solusi big data dan infrastruktur berbasis cloud. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh IDC, analisis market size di tahun 2020, Cloud Computing memiliki kenaikan yang cukup signifikan sebesar 31,7% jika dibandingkan tahun sebelumnya.
Solusi cloud computing di Indonesia, semakin diminati untuk pemenuhan kebutuhan, baik infrastruktur IT ataupun layanan cloud lainnya. Tak ayal jika kebutuhan data center sebagai media penyimpanan seperti cloud data center dan juga infrastruktur pendukungnya juga makin tinggi yang memicu gairah besar pasar cloud di Tanah Air.
“Kita akui sisi lain dari pandemi covid-19 telah mendorong adanya lonjakan transformasi digital, dengan kebutuhan infrastruktur data trafic maupun media penyimpanan (data center) yang juga makin besar. Sehingga layanan bisnis data center dan infrastruktur pendukung berbasis cloud) juga ikut meningkat. Itulah makanya lini bisnis cloud Telkomsigma di saat pandemi justru melesat. Kapasitas data center kita lebih dari 90% sudah terpakai. Kita agak kewalahan juga, di mana seharusnya sudah membangun data center baru. Karenanya, ini yang juga terus kita kejar,” ungkap M. Arif Adiningrat, Vice President (VP) Marketing & Customer Relation, PT Telkomsigma saat presentasi dan wawancara penjurian “Top Digital Awards 2021” (12/11/2021) secara virtual, dari Jakarta.
Tahun ini, Telkomsigma kembali terpilih dan masuk di tahap wawancara penjurian TOP Digital Awards 2021. Top Digital Awards 2021 merupakan ajang penilaian untuk penghargaan tertinggi bidang inovasi TI & Telco yang diselenggarakan Majalah ItWorks, bekerja sama serta didukung oleh beberapa asosiasi dan Lembaga konsultan IT & TELCO di Indonesia ini. Penghargaan ini diberikan kepada perusahaan/ instansi pemerintahan yang dinilai berhasil dalam hal implementasi dan inovasi pemanfaatan teknologi digital. Terutama dalam upaya meningkatkan kinerja, daya saing, layanan pelanggan, maupun layanan masyarakat di tengah pandemi covid-19 dan new normal.
Dalam presentasi bertajuk” Strengthening Digital Transformation Capabilities to Encourage Industry Digital Business Growth”, Arif Adiningrat juga didampingi tim (Melinda Astuti, Reyner -Div IT, Adryan Almahedy-POH Head of Marketing Channel, M. Reza Pahlevi- Head of Marketing Strategic & Planning PT Telkomsigma). Dalam kesempatan itu, ia juga memaparkan banyak hal terkait inovasi dan solusi terbaru Telkomsigma. Terutama dalam menyikapi situasi pandemi Covid-19, baik solusi di internal untuk peningkatan kinerja dan operasional perusahaan, maupun solusi bisnis untuk layanan pelanggan, baik pelaku usaha maupun institusi.
Terkait tren peningkatan cloud, tercatat Telkomsigma membukukan pertumbuhan market size Data Center-nya hingga sebesar 17% hingga akhir 2020 jika dibandingkan tahun sebelumnya. Atas kinberja dan inovasinya, tahun lalu, layanan data center Telkomsigma juga dinobatkan dalam ajang Corporate Image Award (CIA) 2020, yakni Telkomsigma sebagai perusahaan data center terbaik di Indonesia. Telkomsigma dinilai mampu bertindak cepat dalam merespon tingginya permintaan layanan data center seiring dengan tren industri digital yang kian berkembang. Hingga akhir tahun lalu, secara market share Telkomsigma mencapai lebih dari 40% untuk Layanan data center.
Layanan Cloud Telkomsigma menawarkan berbagi keungulan, termasuk keamanan. Telkomsigma menyediakan layanan solusi cloud computing, di antaranya dengan menggunakan private models, untuk infrastruktur organisasi ataupun perusahaan. Private Cloud memiliki karakteristik dari yang menggunakan arsitektur single tenant, on-premise hardware device, dan memiliki kontrol langsung atas infrastruktur ini.
Selain itu terdapat layanan IaaS (Infrastructure as a Service). Layanan IaaS Telkomcloud menyediakan infrastruktur virtual server (CPU & RAM, Storage dan Network services) yang dapat digunakan dalam beragam kebutuhan seperti produksi sistem, pengembangan, pengujian dan backup. “Dengan tren digitalisasi ini, telah mendorong peningkatan market Data Center yang juga maiin tinggi. Selain data center, sesuai core bisnis, kita ada layanan Cloud Solution, IT Services, dan Digital Services yang juga mengalami peningkatan secara bisnis, meski sedang pandemi,” ujarnya di depan Tim Dewan Juri (Agnes –Awasome Business Consultans, Hidayat Tjokrodjojo –Apkomido, Ashari Abidin -Asosiasi Piranti Lunak Indonesia -Aspiluki, Nurul Yakin Setyabudi -Indonesia Telecommunication User Group -IDTUG, Dwinda Ruslan – Co-Founder IMFEA Indonesian Micro Finance Expert Associations, yang pandu moderator, Ahmad Churi-Managing Editor ItWorks.
Solusi Dan Inovasi Baru
Di hadapan Tim Dewan Juri, ia menambahkan, pandemi Covid-19 berhasil merubah landscape banyak hal termasuk di dunia usaha, industri dan institusi yang mendorong makin tinggi tuntutan transformasi digital. Sebagai jawaban, Telkomsigma juga banyak mengembangkan solusi dan inovasi baru sebagai jawaban untuk membantu dunia usaha dan institusi memenihi kebutuhan tersebut.
Beberapa inovasi dan solusi yang dihadirkan, di antaranya FLOU Cloud sebagai layanan komputasi awan (cloud services) yang telah didukung oleh teknologi dari Telkom Group. Mulai didevelopt tahun 2019, FLOU Cloud terus dilakukan inovasi dan diluncurkan akhir tahun lalu dalam acara virtual Grand Launching FLOU Cloud yang bertajuk Indonesia Digital Hub Accelerator.
Dengan inovasi teknologi baru, layanan ini kian mendapat respons besar dari pengguna. Flou Cloud dengan spirit “Cloudnya Orang Indonesia”, menyasar segmen pasar yang beragam. Mulai dari enterprise (perusahaan besar), usaha mikro kecil menengah (UMKM), bahkan juga startup yang dilengkapi solusi lengkap – end to end ICT Solution.
Solusi bisnis lainnya yang jadi unggulan yang dikembangkanm selama dua tahun terakhir yakni Track & Trace, Convergent Revenue Online Charging System (CROCS), Fotosintesis, serta digiX.
Track & Trace merupakan aplikasi terintegrasi yang dapat melacak dan menelusuri jaringan distribusi sebuah objek hingga level yang spesifik. Track n Trace menyediakan support & maintenance untuk meningkatkan performansi dari aktivitas operasional lebih efektif dan efisien mengetatkan sistem keamanan. Solusi ini, di antaranya untuk mendukung bisnis e-commerce, sistem pergudangan, dan pengirman barang dan logistik yang meningkat di saat pandemi, terutama dari e-commerce.
“Manfaat solusi ini bisa meminimalisir tingkat penyalahgunaan dan pemalsuan sebuah objek/produk. Untuk memberikan kode serialisasi dan identitas dari keaslian objek. Untuk memberikan kode serialisasi dan identitas dari keaslian objek. Juga untuk melacak dan menelusuri pergerakan objek, memantau dan memastikan pergerakan benda sesuai dengan jalurnya masing-masing,” ujarnya.
Sedangkan Convergent Revenue Online Charging System (CROCS) adalah solusi untuk mendukung real-time charging pada berbagai macam tipe servis. Seperti voice, data multimedia (internet), event, session, bundling service, ke dalam suatu customer/subscriber/account untuk semua komunikasi yang dilakukan.Beberapa Fitur unggulan: Flexible Charging Engine, Wallet system, Promotion & Loyalty, Invoice. Manfaat atau dampak untuk Perusahaan, sebagai faktor penambah revenue serta portfolio Sistem Billing yang tangguh bagi perusahaan.
Adapun solusi Fotosintesis adalah sistem agribisnis solution dan dashboard yang dibangun menggunakan platform ERP SAP. System agribisnis solution yang dibangun dapat mengakomodir sebagian besar komoditi perkebunan seperti sawit, karet, kopi, teh, dan tebu.
Dibangun menggunakan platform SAP membuat Fotosintesis otomatis terintegrasi dengan core system SAP. Fotosintesis dashboard membantu pelanggan untuk menampilkan laporan secara komprehensif. Fitur unggulan ada Fotosintesis Agribisnis dan Fitur Fotosintesis Dashboard.
Fitur Fotosintesis Agribisnis memudahkan untuk mendata seluruh aktivitas manusia dan mesin sebagai sumber biaya, transaksi realtime, perhitungan biaya, akan dialokasikan ke kebun. Ada juga pembayaran upah kepada Karyawan Pelaksana (puluhan ribu karyawan), hingga perhitungan insentif produksi untuk karyawan pelaksana. Sedangkan fitur Fotosintesis Dashboard, mencakup Data realtime dengan SAP, Informasi performa kebun dan Pabrik, Informasi peralatan pabrik yang beroperasi/tidak beroperasi. Bisa juga melakukan panggilan telepon, info posisi lokasi bisnis unit mengikuti peta, dan Data bisa level summary dan detailnya.
“Fotosintensis Agri Solutions ini mulai sejak tahun 2017 suah diimplementasikan di seluruh PTPN. Komoditi: Sawit, Karet, Teh, Kopi, Tebu,Coklat, Tembakau, Kayu,” ujarnya.
Solusi lain yang jadi unggulan yakni DigiX yang merupakan Digital Banking Solutions. Terutama dalam mendukung industri perbankan bersiap untuk melakukan transformasi pembayaran digital sesuai regulasi Bank Indonesia terkait BI Fast Payment (BI-Fast) sebagai sistem yang dipersiapkan mengganti metode pengiriman uang Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI). Insiatif tersebut didukung TelkomSigma melalui DigiX.
Dengan BI-Fast, sistem transfer akan beroperasi selama 24 jam sehingga bank bisa menjalankan kliring secara non-stop jika dibutuhkan. BI-FAST merupakan salah satu wujud dari implementasi Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025. Sistem baru ini akan diproyeksikan sebagai alat pembayaran ritel nasional bagi para pelaku industri, ritel, dan UMKM melalui transaksi secara online.
“DigiX menganut Open API dan mengikuti standard open banking architecture dari regulator, sehingga perbankan dengan mudah dapat mengintegrasikan diintegrasikan dengan aplikasi apapun dengan cepat. Seperti Bank dan fintech, serta aplikasi lainnya. Selain itu dengan adanya teknologi Artificial Intelligent dan Machine Learning ini akan meningkatkan value bagi Bank dalam memberikan layanan sesuai dengan tuntutan customer experience yang makimn tinggi di era digital ini,” ujarnya.
Sederet inovasi ini membuat Telkomsigma kian optimistis. Apalagi dengan di dukungan dengan fasilitas andal yang dimiliki. Selain menyediakan layanan data center premium dengan berstandar Tier 4 Facility, saat ini Telkomsigma juga menyediakan pilihan ICT solustion end-to end, termasuk manage services yang lengkap untuk beragam kebutuhan ICT untuk mengakomodir kebutuhan berbagai industri dan institusi secara lebih luas. Terlebih lagi, beragam digitaliasi juga makin tumbuh selama pandemi COVID-19 yang juga sangat membutuhkan infrastruktur yang lebih fleksibel dan efisien seperti yang ditawarkan solusi cloud ini. (AC)