Penulis: Nurdian Akhmad
Era digital sekarang ini, data menjadi hal yang sangat penting. Setiap kebijakan yang diambil oleh institusi bisnis baik swasta maupun BUMN harus berdasarkan data. PT Populix Informasi Teknologi hadir untuk memberikan solusi atas kebutuhan data yang valid dan terpercaya berdasarkan riset pasar.
“Populix merupakan perusahaan yang mengembangkan platform wawasan konsumen atau riset pasar dan data terpercaya yang menghubungkan bisnis yang memiliki pertanyaan dengan responden berkualitas dan variatif yang bisa menyediakan jawaban dengan cepat dan terpercaya,” kata Jonathan Benhi, Chief Technology Officer PT Populix Informasi Teknologi dalam penjurian TOP DIGITAL Awards 2021 yang dilakukan secara virtual, Rabu (24/11/2021).
Dalam penjurian tersebut, Jonathan didampingi Febby Mulia (Head Of Product) dan Maendra Edriabsyah (Partnership Manager). Tim Populix dalam presentasinya membawakan materi berjudul “Akselerasi Transformasi Digital: Dalam Bidang Riset Pasar & Data”.
Menurut Jonathan, proses validasi data di Populix dilakukan secara otomatis dan berbasis AI (Artificial Intelligence). Hasil riset juga bisa dilihat secara langsung (real time). “Kami juga menerapkan sistem penilaian kredit internal untuk menjaga kualitas responden,” kata dia.
Febby Mulia menambahkan, ada beberapa solusi bisnis unggalan yang diimplementasikan Populix dalam dua tahun ini. Pertama adalah Researcher App yang dikembangkan sendiri oleh tim IT internal Populix dan diimplementasikan pada 2020. Researcher App ini merupakan aplikasi desktop untuk tim internal menjalankan proyek lebih efisien. Fitur unggulannya antara lain Project monitoring, Pencarian responden, Logic distribution, dan Pembersihan data.
“Aplikasi ini mempercepat proses pengambilan data project yang sebelumnya lebih dari satu minggu menjadi kurang dari tiga hari,” kata Febby.
Aplikasi lainnya yang juga dikembangkan sendiri oleh IT internal Populix adalah . Participant App. Aplikasi yang mulai diimplementasikan tahun 2020 ini berbasis mobile dan digunakan untuk mengoleksi opini/data dari responden. Beberapa fitur unggulannya adalah Participant scoring, Gamification, dan Multiple data collection methods.
“Untuk participants scoring ini, kita bisa menilai responden jika jawaban mereka kurang konsisten. Kita juga bisa menilai seberapa aktif responden dan bisa digunakan untuk project selanjutnya,” tuturnya.
Aplikasi Participant App ini sudah mampu mendatangi dan mengolah lebih dari 300 ribu responden untuk partisipasi di study.
Solusi bisnis unggulan lainnya yang diterapkan Populix adalah aplikasi Poplite. Ini merupakan aplikasi terbaru yang dikembangkan internal dan diimplementasikan pada 2021.
“Poplite ini aplikasi self-service tool riset yang ditujukan bagi UMKM agar mereka bisa mengembangkan bisnisnya. Untuk sekarang lebih ke food and beverages business,” kata Febby.
Ada beberapa fitur unggulan di Poplite antara lain template, rekomendasi dari data, real time data, dan pemilihan responden. Misalnya, klien bisa mengetahui respons konsumen terhadap menu baru yang akan diluncurkan.
“Manfaat dari aplikasi ini adalah scale klien, kita bisa mendapatkan klien tanpa sales manual. Sedangkan untuk ekternal atau mitra bisnis, mereka dapat mengembangkan bisnis lebih yakin dan hemat dengan data,” ujarnya.
Populix juga meluncurkan beberapa aplikasi sebagai solusi bisnis di masa pandemi covid-19. Pertama adalah Intercom yang dikembangkan IT internal bekerja sama dengan pihak ketiga. Aplikasi ini diiimplementasikan tahun 2021.
“Intercom merupakan live chat dalam aplikasi untuk koleksi complain dan berkomunikasi dengan responden. Fitur unggulannya adalah Targeted chat, chatbot Ops,” kata dia.
Sedangkan manfaat bagi Populix dengan Intercom ini adalah lebih cepat menyelesaikan issue dan menurunkan tingkat complain.
Ketahui Perilaku GenZ
Solusi bisnis lainnya yang juga baru diimplementasikan di masa pandemi tahun 2021 ini adalah PopVoice Datasets. Aplikasi yang dikembangkan tim IT Internal ini untuk report bulanan yang mengikuti perubahan trend atau perilaku GenZ indonesia. “Ini supaya klien tahu bagaimana menjual produk ke generasi baru ini, juga bagaimana bisa relate dengan mereka,” ujar Febby.
Beberapa fitur unggulan PopVoice Datasets adalah Trend tracking, psikografis, dan behavior tracking. Aplikasi ini sangat bermanfaat bagi perusahaan karena adanya scale sales, satu produk dijual banyak orang.
“Bagi eksternal atau mitra, aplikasi ini bisa mengetahui perubahan di kaum Gen-Z sehingga marketing mengerti kaum GenZ Indonesia,” tuturnya.
Populix juga mengimplementasikan solusi Video Conference (Online Meeting) berupa Slack Huddle & Google Meet sejak 2020. Ini merupakan aplikasi untuk Chat/call system yang memiliki keunggulan karena no friction call. “Kita tidak perlu set meeting, seperti ngobrol satu sama lain di kantor,” ucapnya.
Pengembangan beragam aplikasi tersebut merupakan salah satu upaya Populix untuk mencapai level Industry 4.0 atau Society 5.0, Upaya lainnya adalah mnyiapkan infrastruktur yang highly available, fault tolerant dan scalable untuk mendigitalisasi consumer insight dan melayani klien-klien perusahaan.
Selain itu, Populix juga selalu meningkatkan keamanan Teknologi Informasi (TI) dengan meletakkan semua aplikasi tersebut dalam virtual private cloud, sehingga tidak memungkinkan pihak luar mengakses instance-instance infrastructure perusahaan. “Kami juga menggunakan encryption di seluruh apps kami, di database, cache, dan search engine untuk membuat data lebih secure,” ujarnya.
Untuk mendukung level Industri 4.0 dan Society 5.0, Populix juga sudah mengaplikasikan teknologi big data dan Internet of Think (IoT). Dengan teknologi tersebut, pihaknya bisa memproses ribuan data points per hari untuk diolah menjadi consumer insight yang dibutuhkan oleh para klien.
Berbagai aplikasi digital tersebut juga didukung Cloud App. “Kami menggunakan AWS Cloud Provider di multiple availability zone, sehingga highly available, fault tolerant, and scalable,” tuturnya.
Keberhasilan Membanggakan
Menurut Jonathan, keberhasilan implementasi berbagai solusi digital tersebut sangat membanggakan perusahaan. Pertama, dari sisi SLA (Service Level Agreement) menjadi lebih cepat . Populix bisa memberi hasil wawasan konsumen kepada klien dalam waktu di bawah 36 jam, dibanding 2-3 minggu untuk perusahaan riset pasar pada umumnya.
Selain itu, kata Jonathan, kualitas data yang diperoleh juga lebih baik (better data quality). Untuk memastikan kualitas data yang lebih bagus, semua proses koleksi data dilakukan melalui aplikasi, dibanding metode tradisional (survei kertas dan pensil).
Implementasi solusi bisnis tersebut juga berhasil menurunkan biaya (reduce cost) operasional 30-40 persen dibanding metode koleksi data pada umumnya (tradisional).
Kebanggaan lainnya adalah Populix berhasil mengembangkan Microservices pattern atau sistem back-end dengan bahasa Node.js yang dinaikan sebagai wadah docker di AWS Elastic Container Service Fargate. Pola container atau wadah ini dipilih untuk mengembangkan software microservices karena beberapa alasan.
Pertama, apliksi tersebut memungkinkan tim IT internal untuk mengunci server sebagai gambar, yang memudahkan untuk mereplikasi kondisi kode di beberapa environment (local, qa, production). Sistem tersebut juga memungkinkan IT internal untuk menaikan skala sistem dengan mudah. “Kami tidak perlu menjaga server sendiri, karena semua dilakukan oleh AWS,” kata Jonathan.
Keberhasilan implementasi TI di Populix ini didukung pula komitmen manajemen yang besar dalam transformasi digital ini. Itu terlihat dari total anggaran TI 2021 di Populix yang meningkat signifikan menjadi Rp 2,6 miliar, dibandingkan 2020 sebesar Rp 1,5 miliar. Porsi anggaran TI 2021 tersebut mencapai 24 persen dari total anggaran perusahaan.
Dari sisi sumber daya manusia, manajemen Populix pada 2021 menambah karyawan bidang TI, baik untuk karyawan tetap maupun tidak tetap. Karyawan TI tetap bertambah dari 8 orang pada 2020 menjadi 15 orang, sedangkan karyawan TI tidak tetap ditambah dari satu orang menjadi tiga orang. Tahun 2021, total karyawan Populix sebanyak 62 orang.